Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Beijing. Pemerintah Cina menolak untuk mengecam serangan Rusia ke Ukraina sebagai sebuah 'invasi'. Cina justru mencoba mengalihkan kesalahan pada Amerika Serikat (AS), yang dituduh telah menyulut situasi.
Seperti dilansir news.com.au, Jumat (25/2/2022), Presiden Rusia Vladimir Putin memerintahkan serangan militer besar-besaran terhadap Ukraina, negara tetangganya, pada Kamis (24/2) pagi waktu setempat.
Rudal-rudal Rusia dilaporkan menghujani setidaknya 16 kota Ukraina dan helikopter serbu mengudara di atas ibu kota Kiev.
Kementerian Dalam Negeri Ukraina, menurut CNN, telah mengumumkan jatuhnya 'ratusan korban jiwa akibat serangan rudal Rusia' di berbagai wilayah. Sedikitnya 18 orang tewas dalam serangan udara terhadap pangkalan militer di dekat kota pelabuhan Odessa di Ukraina.
Para pemimpin dunia dengan cepat mengecam tindakan Rusia, namun Cina menolak melakukan hal yang sama.
Wakil Menteri Luar Negeri (Menlu) Cina, Hua Chunying, berulang kali menolak untuk menjawab pertanyaan wartawan dalam konferensi pers pada Kamis (24/2) waktu setempat soal apakah Cina akan menyebut serangan Rusia terhadap Ukraina sebagai 'invasi'.
CNN bahkan melaporkan bahwa Hua Chunying menghindari lebih dari 11 pertanyaan soal serangan Rusia ke Ukraina dalam konferensi pers selama 90 menit. Dia juga tidak menjawab pertanyaan soal apakah Cina menganggap serangan Rusia itu melanggar integritas wilayah Ukraina.
Dalam pernyataannya, Hua Chunying hanya berulang kali menyerukan agar pihak-pihak terkait 'menahan diri'. Dan dalam salah satu responsnya kepada wartawan, Hua Chunying tampak berusaha mengalihkan kesalahan pada AS.
"AS yang telah menyulut api, mengobarkan api, bagaimana mereka ingin memadamkan api?" tanya Hua Chunying.
Dia juga menyebut Rusia sebagai 'negara besar yang merdeka' dan menyatakan bahwa Cina memantau secara saksama perkembangan situasi terkini.
"Apa yang Anda lihat hari ini bukanlah yang ingin kami lihat. Kami berharap semua pihak bisa kembali ke dialog dan negosiasi," cetus Hua Chunying.(dtc)