Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan. Tokoh pendidikan yang juga Mantan Rektor dan saat ini menjabat Ketua Senat Universitas Negeri Medan (Unimed) Prof Dr Syawal Gultom MPd mengatakan, ada 3 fakta empirik yang harus menginspirasi para wisudawan agar mudah mendapat pekerjaan dan survive dalam bekerja. Hal itu dikatakan Syawal dalam keterangan tertulisnya, Jumat (25/2/2022) dan juga ia sampaikan di acara wisuda Unimed Rabu 23 Februari lalu.
"Pertama, seleksi memasuki pekerjaan. Di dalam seleksi yang akan bertahan adalah orang yang memiliki logical dan analogical thinking, memiliki karakter yang baik dan etika bekerja yang disiplin dan kesehatan fisik. Kedua, kejujuran. Poin ini adalah awal mula segalanya. Kunci kemakmuran dan kesejahteraan adalah kejujuran. Melalui kejujuran akan lahir kepercayaan dan penilaian positif lainnya dari orang lain atas diri kita," kata Syawal.
Point ketiga, jelas Syawal, adalah softskill, dimana karakter dan perilaku yang baik, sopan santun dan inisiatif sangat penting dalam sebuah pekerjaan. Memiliki inisiatif yang baik dalam sikap, perilaku dan tindakan. Inisiatif, kreativitas dan kolaborasi menjadi nilai lebih bagi kita jika ingin sukses di dunia kerja.
Syawal juga menjelaskan, 3 konsep dalam mempersiapkan SDM yang tangguh untuk Indonesia Maju. Di antaranya, mindset (pola pikir). Perubahan pola pikirlah yang menempatkan seseorang bekerja Bekerja adalah kehormatan, bekerja sebagai harga diri, bekerja adalah melayani orang, bekerja adalah beribadah. Kedua, technical skill yaitu tools untuk menjadi pembelajar yang tangguh dengan memiliki kompentasi IT, teknologi, independen learning dan literate langue skill keterampilan komunikasi dalam bahasa asing yang saat ini harus dimiliki generasi muda.
Ketiga yaitu transfromatice skill di antaranya create new value yaitu transformasi nilai- nilai baru, inovasi baru dan pola/cara baru dalam kehidupan sehari-hari.
"Dalam hidup ini selalu ada perbedaan culture, ekonomi, sosial dan politik. Kita harus bisa menjadi reconsiling tense and dilema yang mengharmonisasikan permasalahan-permasalahan tersebut. Kita memiliki kemampuan untuk menyelesaikan konflik yang membuat keadaan kembali membaik dan taking responsibility yaitu berani mengambil keputusan atas pertimbangan Ilmu pengetahuan, pertimbangan nilai-nilai yang ada di masyarakat dan kemanfaatan umat dan bangsa," tandas Syawal.