Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan. Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) Sumatera Utara (Sumut) mengkritik beragam isu. Salah satunya konflik agraria. Menurut GMNI, Sumut adalah daerah yang paling banyak konflik agaria namun tidak ada upaya penyelesaian.
Selain itu, GMNI juga mengkritik soal kenaikan BBM dan bahan pokok serta kelangkaan minyak goreng. Pemindahan ibukota dan kenaikan pajak penambahan nilai (PPN) menjadi 11 persen juga tak luput dari kritik GMNI.
Kritik itu disampaikan GMNI saat menggelar aksi di depan gedung DPRD Sumut, Jalan Imam Bonjol, Medan, Kamis (14/4/2022).
"Banyak persoalan di negeri ini. Indonesia sedang tidak baik-baik saja. Kelangkaan minyak goreng, kenaikan BBM dan bahan pokok serta konflik agraria. Juga pemindahan ibukota yang terlalu dipaksakan," kata Ketua GMNI Sumut, Paulus Gulo dalam orasinya.
GMNI yang turun aksi ini berjumlah kurang lebih 30 orang. Massa aksi membawa beragam spanduk tuntunan. GMNI menegaskan, Indonesia secara ekonomi belum merdeka. Mereka meminta agar kekayaan bangsa Indonesia dikembalikan untuk kemakmuran rakyat. Meski sedang ada aksi, arus lalu lintas dari dan menuju DPRD Sumut berjalan normal dan tidak ada pengalihan jalan.