Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-New Delhi. Perdana Menteri (PM) Inggris Boris Johnson mengingatkan tidak akan ada akhir yang cepat untuk perang di Ukraina karena perlawanan sengit terhadap invasi militer Rusia. Johnson bahkan menyebut ada kemungkinan perang di Ukraina berlanjut hingga akhir tahun 2023 dan Rusia bisa saja menang.
Seperti dilansir AFP dan Hindustan Times, Sabtu (23/4/2022), pernyataan Johnson itu disampaikan kepada wartawan di New Delhi, India, pada Jumat (22/4) waktu setempat, di sela-sela kunjungan selama dua hari ke India untuk meningkatkan hubungan bilateral.
Saat ditanya apakah dirinya setuju dengan penilaian intelijen pertahanan negara Barat soal Rusia bisa saja memenangkan perang yang mungkin berlanjut hingga akhir tahun depan, Johnson menjawab: "Yang menyedihkan adalah itu kemungkinan yang realistis."
Disebutkan Johnson bahwa Rusia memang memiliki pasukan militer yang besar, namun Presiden Vladimir Putin telah melakukan 'kesalahan besar' dengan memerintahkan invasi ke Ukraina.
"Satu-satunya opsi yang dia miliki sekarang adalah terus berupaya menggunakan pendekatannya yang keras, dipimpin oleh artileri yang berusaha melibas Ukraina. Dia sangat dekat untuk mengamankan jembatan darat di Mariupol sekarang," sebut Johnson dalam pernyataannya.
"Situasinya, saya khawatir, tidak bisa diprediksi pada tahap ini. Kita harus realistis soal itu," ujarnya mengingatkan.
Kendati demikian, Johnson memuji perlawanan yang diberikan Ukraina. "Tapi kita juga melihat kepahlawanan luar biasa dari Ukraina dan keinginan untuk berjuang," ucapnya.
"Tidak peduli apapun...itu bisa menjadi waktu yang lama, saya setuju, tapi dia (Putin-red) tidak akan bisa menaklukkan semangat rakyat Ukraina. Dan itu adalah fakta yang dapat diamati. Sebaliknya, apa yang dia lakukan setiap hari justru semakin memperkuat tekad untuk melawan," cetus Johnson.
Dalam pernyataannya, Johnson juga menguraikan dukungan militer yang telah direncanakan oleh Inggris dan negara-negara tetangganya untuk Ukraina. Dia juga menyebut bahwa perundingan yang 'realistis' untuk mengakhiri konflik 'tampaknya tidak mungkin terjadi pada saat ini'.
Namun Eropa dan Ukraina, sebut Johnson, pada akhirnya perlu membahas pengaturan keamanan di masa depan.
"Apa yang diinginkan Ukraina, dan saya pikir sekarang akan didapatkan, adalah kumpulan jaminan keamanan dari negara-negara yang berpikiran sama, komitmen keamanan soal apa yang bisa kita lakukan untuk mendukung mereka," cetusnya.
Menurut Johnson, itu juga mencakup persenjataan, pelatihan dan berbagi informasi intelijen untuk memampukan Ukraina mencegah serangan Rusia di masa mendatang.(dtc)