Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Jakarta. Saham raksasa e-commerce, Amazon merosot sekitar 12% setelah perusahaan itu mencatatkan kerugian pada kuartal pertama di 2022. Mengutip CNN Business, Amazon menderita kerugian US$ 3,8 miliar atau setara Rp 54,72 triliun (Rp 14.400).
Diperkirakan kerugian itu sebagian besar berasal dari investasinya di perusahaan teknologi otomotif pembuat mobil listrik, Rivian Automotive. Di Rivian, Amazon berinvestasi sebesar US$ 700 juta atau setara Rp 10,08 triliun pada 2019 dan sahamnya anjlok lebih dari 75% sejak IPO yang dilakukan pada November 2021.
Kerugian Amazon ini juga terjadi sehari setelah Ford, investor lainnya di Rivian, menarik dana sebelum pajak sebesar US$ 5,4 miliar atau setara Rp 77,76 triliun terkait dari investasinya, yang mengakibatkan Ford mengalami kerugian bersih US$ 3,1 miliar Rp 44,64 triliun di kuartal pertama.
Di sisi lain, kondisi kian menjadi sulit buat Amazon dengan perang yang terjadi di Ukraina. "Pandemi dan perang di Ukraina telah membawa pertumbuhan dan tantangan yang tidak biasa," kata CEO Amazon Andy Jassy, mengutip CNN, Sabtu (30/4/2022).
Belum lagi persoalan kenaikan inflasi, bahan bakar, dan kendala tenaga kerja yang menambah biaya US$ 2 miliar atau Rp 28,8 triliun dibanding tahun lalu, seperti yang diutarakan Kepala Keuangan Amazon, Brian Olsavsky,
"Biaya pengiriman peti kemas ke luar negeri naik lebih dari dua kali lipat dibandingkan dengan tarif sebelum pandemi. Biaya bahan bakar kira-kira satu setengah kali lebih tinggi daripada tahun lalu," katanya.
Munculnya varian Omicron menjelang akhir 2021 menyebabkan karyawan diliburkan. Hal itu mendorong Amazon untuk melakukan perekrutan karyawan baru. Tetapi ketika pekerja lama kembali saat variannya mereda, Amazon dengan cepat beralih dari kekurangan staf menjadi kelebihan staf.(dtf)