Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Jakarta. Kementerian Koordinator (Kemenko) Bidang Perekonomian memastikan krisis ekonomi termasuk pangan yang melanda Sri Lanka tidak akan dialami Indonesia. Pasalnya Indonesia memiliki ketahanan yang lebih baik.
Deputi Menko Perekonomian Bidang Koordinasi Pangan dan Pertanian Musdalifah Mahmud mengatakan pemerintah terus memantau kondisi ekonomi termasuk ketahanan pangan Indonesia. Sejauh ini dipastikan aman.
"Jadi nggak usah khawatir kita menjaga betul bersama seluruh pihak agar supaya seperti Sri Lanka itu tidak terjadi di negara kita. Bukan hanya di sektor pertanian, tapi di sektor lain dijaga betul," kata Musdalifah di kantornya, Jakarta Pusat, Jumat (15/7/2022).
Musdalifah menjelaskan bahwa padi sebagai pangan utama Indonesia mengalami surplus. Bahkan Indonesia sudah tidak impor beras selama tiga tahun berturut-turut.
"Kemudian jagung juga produksinya sudah semakin baik dan harga sudah mendekati normal yang diharapkan oleh petani," imbuhnya.
Untuk komoditas cabai dan bawang yang sedang mengalami kenaikan harga, Musdalifah optimis dalam waktu dekat akan terjadi penurunan. Sebelumnya kenaikan harga terjadi karena tertundanya masa panen akibat musim hujan.
"Kita juga untuk komoditas lainnya meskipun cabai dan bawang sedang tinggi, tapi insyaAllah akan segera ada panen yang besar karena memang kita sedang menghadapi musim hujan yang tinggi, banyak yang busuk tapi petani tetap menanam," tandasnya.
Untuk diketahui, Sri Lanka sedang mengalami krisis ekonomi terburuk selama lebih dari 70 tahun. Kondisi itu membuat negara kekurangan bahan pokok makanan hingga inflasi melonjak dengan harga naik ke rekor tertinggi.
Dilansir dari BBC, pejabat Sri Lanka telah mencari cara untuk meningkatkan produksi pangan, salah satunya meminta bantuan dari bank makanan yang merupakan program dari Asosiasi Asia Selatan untuk Kerjasama Regional (South Asian Association for Regional Cooperation/SAARC).
SAARC sendiri telah memasok beras dan barang-barang lainnya ke negara-negara yang membutuhkan. Selain krisis pangan, Sri Lanka mengalami krisis obat-obatan, bahan bakar, dan kebutuhan pokok lainnya.(dtf)