Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Jakarta. Bank Sentral Amerika Serikat (AS) The Federal Reserve kembali menaikkan suku bunga acuannya. The Fed menaikkan suku bunga sebesar 75 basis poin.
Kenaikan suku bunga acuan ini telah terjadi dua kali berturut-turut dalam jangka waktu yang berdekatan. Pada akhir pertemuan The Fed bulan Juli, anggota bank sentral AS sekali lagi menyetujui kenaikan suku bunga sebesar tiga perempat poin persentase.
Anggota bank sentral memilih langkah ekstrim ini dengan suara bulat. Seluruh anggota mendukung langkah agresif untuk mengatasi inflasi dengan menaikkan suku bunga.
"Inflasi masih meningkat, mencerminkan ketidakseimbangan penawaran dan permintaan terkait pandemi. Harga pangan dan energi yang lebih tinggi, dan tekanan harga yang lebih luas," kata The Fed dalam pernyataan resminya, dilansir dari CNN, Kamis (28/7/2022).
Tindakan ekstrim bank sentral ini disebut belum pernah terjadi sebelumnya. Hal ini menekankan seberapa jauh The Fed bersedia mendorong ekonomi untuk meredam kenaikan biaya bagi orang Amerika di tengah tingkat inflasi tertinggi sejak 1980-an.
"Indikator pengeluaran dan produksi baru-baru ini telah melunak. Meskipun demikian, kenaikan pekerjaan telah kuat dalam beberapa bulan terakhir, dan tingkat pengangguran tetap rendah," kata The Fed.
Pada bulan-bulan sebelumnya, bank sentral mencatat harga energi yang lebih tinggi. Bulan ini, pertama kali The Fed memasukkan kenaikan biaya makanan dalam analisis mereka.
Ketika pandemi pertama kali melanda Amerika Serikat, The Fed meluncurkan serangkaian tindakan darurat untuk mendukung perekonomian. Termasuk memangkas suku bunga menjadi nol, membuatnya hampir bebas untuk meminjam uang.
Tapi ternyata kebijakan uang mudah atau easy money itu justru mendorong pengeluaran oleh rumah tangga dan bisnis. Nah hal ini memicu inflasi dan berkontribusi pada ekonomi yang terlalu panas saat ini.
Sekarang ekonomi AS tidak lagi membutuhkan dukungan dari The Fed. Bank sentral telah mengambil langkah-langkah untuk memperlambat ekonomi dengan menaikkan suku bunga.
Tindakan The Fed akan meningkatkan suku bunga yang dibebankan bank satu sama lain untuk pinjaman ke kisaran antara 2,25% hingga 2,50%, tertinggi sejak Desember 2018.
Selama tiga dekade terakhir, The Fed telah mendorong suku bunga acuan naik atau turun rata-rata 25 basis poin saja. Bank sentrak lebih memilih untuk mengarahkan ekonomi dengan kecepatan rendah. Tetapi lonjakan inflasi memaksa bank sentral bulan lalu untuk menerapkan kenaikan suku bunga tiga kali lipat.
Kenaikan suku bunga yang terakhir merupakan pertama kalinya dalam sejarah The Fed modern. Bank sentral ini pertama kalinya menaikkan suku bunga sebesar 75 basis poin dua kali berturut-turut.
The Fed harus melakukan tindakan penyeimbangan yang rumit atau strateginya dapat memperlambat pertumbuhan ekonomi sementara inflasi masih tumbuh. Inflasi yang signifikan dan berurat berakar dapat menyebabkan hilangnya kepercayaan bila The Fed dapat memenuhi mandat ganda stabilitas harga dan lapangan kerja maksimum.
Risiko terbesar terhadap ekonomi adalah inflasi yang terus-menerus, bukan penurunan ekonomi. Dalam 11 siklus pengetatan terakhir, The Fed hanya berhasil menghindari resesi tiga kali. Pada masing-masing siklus tersebut, inflasi lebih rendah daripada saat ini. Hal itu membuat beberapa analis dan pelaku pasar gelisah.
Namun, investor secara luas memprediksi The Fed akan menaikkan suku bunga acuannya tiga perempat poin lagi setelah laporan inflasi Juni. Harga konsumen AS melonjak ke puncak era pandemi baru pada bulan Juni, melonjak sebesar 9,1% dari tahun ke tahun, menurut data terbaru dari Biro Statistik Tenaga Kerja.
Data baru dari Biro Analisis Ekonomi menunjukkan orang Amerika menabung jauh lebih sedikit daripada yang mereka lakukan tahun lalu. Pada bulan Mei, orang Amerika menabung hanya 5,4% dari pendapatan pribadi, turun dari 12,4% tahun ke tahun.
Tingkat pengangguran, sementara itu, mendekati level terendah dalam 50 tahun dan telah menurun tahun ini. Pasar tenaga kerja yang terus-menerus kuat memberi The Fed beberapa kelonggaran dalam manuver suku bunga.(dtf)