Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Jakarta. Harga minyak dunia mengalami tren penurunan. Penurunan terjadi sekitar 4% pada hari Senin kemarin, hal ini terjadi di tengah persiapan pengumuman penyesuaian pasokan produksi dari Organisasi Negara-Negara Pengekspor Minyak Bumi (Organization of the Petroleum Exporting Countries/OPEC).
Di sisi lain, data manufaktur yang melemah di beberapa negara juga mendorong penurunan harga karena prospek permintaan dinilai menurun.
Dilansir dari Reuters, minyak mentah berjangka Brent turun 3,8% dan menetap di level US$ 100,03 atau sekitar Rp 1,48 juta per barel. Bahkan, Brent sempat jatuh ke harga terendah US$ 99,09 atau sekitar Rp 1,46 juta per barel.
Sementara itu, minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS turun 4,8% dan menetap di US$ 93,89 atau sekitar Rp 1,38 juta per barel, setelah mencapai level terendah US$ 92,42 atau sekitar Rp 1,36 juta per barel.
Pabrik-pabrik di seluruh Amerika Serikat, Eropa dan Asia berjuang untuk momentum pemulihan pada bulan Juli karena lesunya permintaan global dan pembatasan ketat COVID-19 China memperlambat produksi.
Brent dan WTI keduanya mengalami penurunan di bulan Juli, melonjaknya inflasi dan suku bunga yang lebih tinggi meningkatkan kekhawatiran resesi yang akan mengikis permintaan bahan bakar.
Namun, pertanyaan tentang pasokan global membayangi pasar minyak. Pasar masih menunggu keputusan OPEC apakah akan menambah produksi atau tidak.
"Pasar minyak masih sangat ketat, dan pasar akan gelisah memasuki OPEC," Phil Flynn, seorang analis di grup Price Futures.
OPEC telah bertemu pada hari Rabu minggu lalu untuk memutuskan langkah produksi September. Dua dari delapan sumber OPEC mengatakan kenaikan produksi untuk September akan dibahas pada pertemuan 3 Agustus. Sisanya mengatakan output kemungkinan akan tetap stabil.(dtf)