Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Medan. Harga kakao (biji coklat) dalam beberapa pekan terakhir terus mengalami peningkatan yang signifikan. Jika di awal bulan Juli harga kakao sempat menyentuh level US$2.197/ton, saat ini harganya ditransaksikan dikisaran US$2.362/ton. Meski jika melihat harga kumulatif (Januari-Agustus 2022), harga kakao masih dalam tekanan.
Pada Feruari 2022, harga kakao bahkan sempat mendekati US$2.800/ton. Harga tertinggi kakao pada Februari itu dikisaran US$2.798/ton. Namun setelah operasi militer Rusia ke Ukraina, harga kakao terus menunjukkan tren penurunan, dan terendahnya dicapai pada awal Juli kemarin.
Menurut pemgamat ekonomi Sumut, Gunawan Benjamin, penurunan harga kakao belakangan ini tidak bisa dilepaskan dengan sejumlah isu besar seperti pandemi Covid-19 di tahun sebelumnya yang memicu terjadinya kenaikan supply kakao. Tidak berhenti disitu, ekspektasi kinerja ekonomi global yang melambat atau diterpa ancaman resesi, ditambah inflasi tinggi juga turut memicu terjadinya penurunan harga.
"Nah, kenaikan harga kakao saat ini seakan sementara waktu mengabaikan beberapa kemungkinan buruk ekonomi kedepan. Seperti ancaman resesi ekonomi. Disisi lain pelemahan mata uang dolar AS terhadap sejumlah mata uang utama dunia lainnya, justru memberikan dorongan pada kenaikan harga kakao itu sendiri. Meski demikian saya menilai potensi gangguan harga kedepan masih berpeluang terjadi," kata Gunawan, Kamis (25/8/2022).
Terkait kemungkinan meluasnya perang yang bisa saja membuat permintaan kakao menurun, menurut Gunawan, bisa saja terjadi. Namun, perubahan iklim disisi lainnya berpeluang memicu kenaikan harga kakao. "Tetapi kondisi ekonomi yang tengah dalam ketidakpastian masih menjadi masalah utama pembentukan harga kakao nantinya," kata Gunawan.