Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan. Sekretaris Fraksi PKS DPRD Sumatera Utara (Sumut) Ahmad Hadian mendesak pemerintah tidak hanya menarik dan menyetop produksi, tetapi juga memusnahkan obat-obatan (sirup) yang diduga mengandung kandungan yang dapat memicu gagal ginjal pada anak.
Hadian mengaku telah berkoordinasi dengan Kepala Balai Besar POM Medan Martin Suhendri. Kepada Hadian, Martin menjelaskan, di Afrika, dalam komposisi obat sirup tertentu yang telah dinyatakan positif memicu gagal ginjal memang ada komponen bahan yang bisa memicu gagal ginjal yaitu dietilen glikol (DEG) dan etilen glikol (EG).
Menurut penjelasan Martin, lanjut Hadian, memang sejauh ini di Indonesia bahan-bahan itu tidak digunakan karena sejak lama dilarang. Meski begitu, BPOM tengah menelusuri kemungkinan kandungan DEG dan EG sebagai cemaran pada bahan lain yang digunakan sebagai zat pelarut tambahan.
"Begitupun, saya pikir kita jangan ambil resiko. Apapun kondisinya, negara harus sigap mengantisipasi ini. Semua obat sirup yang mengandung bahan yang hampir mirip dengan yang digunakan di Afrika itu, agar segera ditarik dan distop produksinya sementara waktu. Tak cukup sampai di situ, obat-obatan yang ditarik itu, harus langsung dimusnahkan sehingga tidak beredar lagi di kemudian hari," kata Hadian, Sabtu (22/10/2022)
Hadian mendesak BPOM Medan segera berkoordinasi dengan Pemerintah Provinsi Sumatera Utara (Pemprovsu) dalam hal ini Dinas Kesehatan Perindustrian dan Perdagangan. Ini adalah masalah yang sangat-sangat serius bagi keselamatan bangsa.
Kemudian yang tak kalah penting, sambung Hadian, sosialisasi tentang itu ke masyarakat harus jelas dan massif. Salah satunya mewajibkan semua kepala desa menyebarluaskan informasi itu kepada warganya agar mereka tahu obat-obat apa saja yang sementara ini tidak boleh dikonsumsi.
"Saya juga menghimbau semua stakeholder yang terkait dengan lingkaran peredaran obat-obatan seperti apotek, rumah sakit dan klinik kesehatan maupun balai pengobatan bersikap kooperatif dan sukarela menyerahkan obat-obatan tersebut kepada pemerintah. Begitu juga masyarakat agar tidak panik. Jika ada keluarganya yang sakit, sementara jangan dulu menggunakan obat-obatan sirup. Insya Allah masih banyak alternatif obat yang bisa digunakan, tentunya dengan berkonsultasi kepada dokter," kata Hadian.