Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan. Sekretaris Jenderal Relawan Jokowi Ma'ruf Amin (JAMIN) Ramadhan Sembiring Meliala mengapresiasi penertiban bangunan liar di eks Kebun Bekala, Desa Simalingkar, Pancur Batu, Sumatra Utara (Sumut). Seperti diberitakan sebelumnya, penertiban dilakukan tim terpadu yang dipimpin Polrestabes Medan, sebagai leading sector beserta Satpol PP Deli Serdang didampingi Brimob berlangsung Senin 12 Desember 2022 lalu.
“Kami mengapresiasi Polrestabes Medan berserta tim yang telah melaksanakan penertiban bangunan liar di lokasi HGB Anak Usaha BUMN. Presiden Jokowi pada beberapa kesempatan sangat menekankan agar aparat kepolisian untuk tegas dan mendukung investasi oleh BUMN untuk menumbuhkan perekonomian pasca covid 19 ini,“ ujarnya Ramadhan, Selasa (20/12/2022).
Sebagai negara hukum masyarakat wajib tunduk patuh pada putusan Mahkamah Agung karena merupakan proses hukum yang terakhir dan harus legowo sehingga proses investasi pembangunan kota Mandiri Bekala tidak terhambat sebagai wujud pemerataan pembangunan khususnya di daerah penyangga, pungkasnya.
Penertiban itu dalam rangka penegakan Peraturan Daerah (Perda) Pemerintah Kabupaten Deliserdang No. 6 tahun 2021 tentang perizinan tertentu dan perda No. 7 tahun 2015 tentang ketentraman dan ketertiban umum di Kota Mandiri Bekala, Desa Simalingkar A Kecamatan Pancur Batu Deli Serdang Sumatera Utara.
Seperti diberitakan sebelumnya, proses pembongkaran bangunan liar itu dimulai dari pembacaan berita acara dari pihak PTPN II dan Satpol PP berdasarkan Perda Bupati Deli Serdang terkait izin mendirikan bangunan.
"Penertiban ini dalam rangka menegakkan aturan dan telah dilakukan pendekatan yang humanis dengan memberikan surat peringatan dan tali asih," kata Kasi Penyedilikan dan penyidikan Satpol PP DS Jumino
Melengkapi informasi, Kota Mandiri Bekala merupakan sinergi Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Perumnas dan PTPN II yang mendirikan PT Propernas Nusa Dua (PT PND). PND tidak bisa maksimal menanamkan investasinya karena sejumlah bangunan liar berdiri di lokasi HGB yang mereka miliki. Bangunan liar itu ditengarai milik satu kelompok tani yang telah kalah dalam proses hukum.