Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Dairi. Puluhan massa dari Aliansi Pemerhati Penggunaan Anggaran Negara (AP2AN) demo di depan Kantor DPRD dan Kantor Bupati Dairi, Jalan Sisingamangaraja, Kecamatan Sidikalang, Kabupaten Dairi, Sumatera Utara, Selasa (7/2/2023).
Koordinator aksi, Robinson Simbolon mengatakan, pembebastugasan dokter kandungan atau Obgyn, Saut Simanjuntak selama 1 tahun tidak logika.
"Karena keberadaan dokter Obgyn di RSUD Sidikalang saat ini sangat minim, sehingga sangat dibutuhkan," kata Robinson.
Disebutkan Robinson, sanksi yang diberikan kepada dokter Saut sangat merugikan bagi masyarakat dan tidak melalui pemeriksaan komite medik.
"Apalagi jumlah dokter spesialis kebidanan yang ada tidak sebanding dengan banyaknya jumlah pasien," ucapnya.
Ironisnya kata Robinson, Bupati Dairi dan Dirut RSUD Sidikalang membebastugaskan dr Saut Simanjuntak yang sudah betugas sejak 2004 dan merupakan putra daerah.
"Apalagi keberadaan dokter Saut digantikan dengan dewan pengawas dr Bonar yang telah pensiun," sebutnya.
Menurutnya pembebastugasan dr Saut Simanjuntak yang digantikan dengan dr Bonar, juga telah memakan korban jiwa beberapa bayi di RSUD Sidikalang.
"Sedikitnya ada 3 orang bayi yang meninggal selama bulan Februari 2023, sejak dibebastugaskannya dr Saut Simanjuntak dan digantikan dengan dokter Bonar," ujarnya.
Tuntutan lain yang disampaikan Robinson adalah terkait diputuskannya kontrak dokter spesialis anak, dr Tarmizi. Dimana dia diperiksa atas pelanggaran disiplin ASN.
"Padahal dr Tarmizi yang bekerja di RSUD Sidikalang bukan seorang ASN," bebernya.
Lebih lanjut disampaikannya, sejak Eddy Keleng Ate Berutu dilantik sebagai Bupati Dairi, mutasi yang dilakukan selalu menimbulkan masalah.
"Rotasi dan mutasi jabatan yang dilakukan tanpa peringatan," ungkapnya.
Janji Bupati Dairi yang katanya akan berkantor di RSUD Sidiklang hanya omong belaka, karena sampai sekarang ini ruangan untuk kantor tersebut tidak pernah ditempati.
"Kantor tersebut disiapkan dengan anggaran yang uangnya berasal dari rakyat, tetapi tidak ditempati," tuturnya .
Ditambahkannya, masalah kehadiran dr Saut Simanjuntak dan dr Aston saat menghadiri Rapat Dengar Pendapat (RDP) di Kantor DPRD Dairi adalah untuk memperjuangkan kebutuhan masyarakat di bidang medis ibu dan anak.
"Untuk itu pihak RSUD Sidikalang harus mengembalikan status dr Saut, agar menangani pasien kembali," tegasnya.
Pantauan wartawan, dalam aksi demo di depan Kantor DPRD Dairi massa aksi diterima oleh Anggota DPRD Dairi dari Fraksi Partai Nasdem, Nasib Marudur Sihombing.
Saat menerima massa aksi, Nasib mengatakan saat ini pimpinan dan anggota DPRD Dairi sedang ada ada tugas lain, sehingga tidak bisa mendampingi dirinya untuk menerima aspirasi dari massa aks demo.
Setelah menyerahkan selembar kertas yang berisikan tuntutan, massa aksi melanjutkan demo depan Kantor Bupati Dairi.
Di sana massa aksi diterima oleh Wakil Bupati Dairi Jimmy AL Sihombing dan Sekda Dairi Budianta Pinem.
Kepada massa pengunjuk rasa, Jimmy menyampaikan terima kasih kepada massa aksi yang melakukan demo dengan tertib.
Atas nama pemerintah Kabupaten Dairi dirinya memohon maaf apabila ada ada kekurangan terkait pelayanan dasar dan publik yang dilakukan.
"Saya sadar bahwa permintaan maaf ini tidak sebanding dengan korban jiwa yang telah hilang di RSUD Sidikalang," ucapnya.
Selaku wakil bupati dan atas nama bupati serta Pemerintah Dairi tetap berkomitmen untuk menciptakan dan menghadirkan pelayanan dasar dan publik semangkin baik ke depan.
Jimmy pun mengungkapkan kalau dirinya sampai sekarang tidak mengetahui tentang penonaktifan dr Saut.
"Jadi saya tidak bisa memberikan tanggapan lebih atau pertimbangan kepada bupati, karena sampai saat ini saya belum menerima berkas penonaktifan dr Saut," terangnya.
Massa aksi demo kemudian membubarkan diri setelah memberikan selembar kertas tuntutan kepada Wakil Bupati Dairi.
Aksi demo yang dilakukan mendapat pengawalan dari personil Polres Dairi dan Satpol PP Dairi.
Sebelumnya, dr Saut Simanjuntak dibebastugaskan sebagai dokter oleh manajemen RSUD Sidikalang terkait meninggalnya bayi dalam kandungan karena diduga terlambat mendapat penanganan medis.