Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan. Nelayan skala kecil (nelayan jaring dan pancing cumi-red) yang bermukim di utara Kota Medan, terutama di Kecamtan Medan Labuhan, Kota Medan kondisi kehidupan mereka semakin terjepit.
Pasalnya, untuk mendapatkan bahan bakar minyak (BBM) solar terasa sulit bagi nelayan jaring dan pancing cumi di Kota Medan.
Hal itu dikemukakan, Aldi (42), nelayan warga Lingkungan 24 Kelurahan Pekan Labuhan, Kecamatan Medan Labuhan, Kota Medan kepada medanbisnisdaily.com, Minggu (12/3/2023).
Aldi (42) menyebut, hasil tangkapan dengan menggunakan jaring tamban hanya Rp 20 ribu hingga Rp 50 ribu sekali melaut.
"Tadi malam kami menjaring ikan tamban, tak banyak ikannya, gaji cuma Rp 20 ribu," keluh Aldi.
Hal senada juga dikatakan Rozi (56), nelayan lainnya warga lingkungan 23 Pekan Labuhan. Ayah tujuh orang anak itu terpaksa gulung jaring karena minimnya pendapatan disusul sulitnya mendapatkan BBM.
"Sepertinya tak ada lagi yang diharapkan nelayan kecil ini. BBM sulit, harganya tinggi, hasil laut semakin tak ada, makin sulit terus terasa, yang ada hutang yang bertambah", kepada medanbisnisdaily.com.
Nelayan jaring tamban berangkat melaut subuh hari dan kembali ketangkahan sore hari.
Aldi maupun Rozi berhadap ada koperasi yang peduli dengan mereka dan berbagi dari hasil yang diperoleh.
"Kami siap berbagi hasil tangkapan jika ada koperasi yang bisa memberikan BBM dengan harga yang sesuai dan dibayar setelah pulang melaut," ujar Rozi yang diamini Aldi di tangkahan jaring tamban Pekan Labuhan.***