Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan. Jaringan Advokasi Tambang (Jatam) Nasional bersama Yayasan Diakonia Pelangi Kasih (YDPK) dan Petrasa, Selasa, (14/2/2023), menggelar diskusi Kritis Perlawanan Oligarki Tambang.
Diskusi Kritis Perlawanan Oligarki Tambang itu melibatkan warga Dairi yang melawan tambang PT DPM (Dairi Prima Mineral), bertempat di Desa Bonian, Kecamatan Silima Pungga-pungga, Kabupaten Dairi, Sumatera Utara.
Diskusi Kritis Perlawanan Oligarki Tambang yang dilaksanakan secara online dan offline (hybrid learning)
tersebut juga diikuti warga penolak tambang emas Sangihe di Sulawesi, dan warga korban Lumpur Lapindo di Sidoarjo Jawa Timur, serta tambang batu bara PT KPC (Kalimantan Prima Coal) di Kalimantan.
Koordinator Jatam Nasional, Melky Nahar mengatakan, bisa dicek di seluruh Indonesia dan dimanapun bahwa tambang tak ada yang mensejahterakan masyarakat.
"Tak ada tambang yang mensejahterakan masyarakat. Hanya pemilik perusahaanlah yang sejahtera," kata Melky.
Belum lagi bila berhadapan dengan oligarki tambang yang dimulai sejak zaman orde baru sampai hari ini.
Sebanyak 56 persen anggota DPR-RI yang duduk di senayan saat ini terafiliasi atau terhubung dengan bisnis, baik kepentingan dengan bisnis tambang, perkebunan dan sektor lainnya.
"Jadi tidak heran bila kita teriak tidak didengar oleh pemerintah dan DPR-RI," sebutnya.
Sementara itu, Diakones Santun Sinaga dari YDPK Parongil menyampaikan, bahwa dalam berjuang menolak tambang PT Dairi Prima Mineral masyarakat harus tetap setia meskipun dalam perjalanan banyak godaan, rintangan.
"Perjuangan menolak tambang haru terus dilakukan, agar kita bisa sampai pada tujuan, yaitu keadilan atas ruang hidup warga yang harus dipertahankan sampai anak cucu sebagai titipan Tuhan," ujarnya.
Hal senada juga disampaikan Boy Hutagalung dari Petrasa. Ia menyebutkan siap membantu petani untuk mengembangkan pertanian ke arah yang lebih baik.
"Mari kita saling membantu, tanah yang kita miliki saat ini jangan sampai dijual kepada perusahaan tambang, karena dari tanah lah kita hidup," harapnya kepada masyarakat.