Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Batang Toru. Netti Nurliana (35) pengusaha keripik tempe dan tahu ini menunjukkan wajah bahagia ketika tim jurnalis yang didampingi perwakilan PT Agincourt Resources (AR) Tambang Emas Martabe berkunjung kerumah mungil sekaligus tempat usahanya, di Desa Sumuran, Kecamatan Batang Toru, Kabupaten Tapanuli Selatan (Tapsel), Sumatra Utara (Sumut) , Selasa (20/6/2023).
Usaha yang dirintisnya sejak 2015 lalu ternyata mengalami peningkatan signifikan. Itu semua berkat pendampingan Supervisor Business Development & Analyst PTAR.
"Kami sangat berterima kasih kepada PTAR karena dengan motivasi dan dorongan bu Nurlaila bersama tim supervisor business usaha kita semakin mengalami peningkatan, padahal awalnya coba-coba," ujar Netti Nurliana.
Nurlaila yang dimaksud adalah Supervisor Business Development & Analyst yang menjalankan Program Pemberdayaan Masyarakat (PPM) PTAR pada sejumlah Usaha Kecil Menengah (UMKM) di daerah lingkar tambang.
Berbekal ilmu pelatihan dan peralatan yang diberikan PTAR Netti bersama suaminya Sutrisno (43) mulai menjalankan usaha pembuatan kripik renyah dari bahan tempe dan juga gorengan tahu. Awalnya usaha mereka hanya memproduksi tempe dan tahu yang dipasarkan ke pajak dan pesanan saja, namun seiring waktu produksi tahu dan tempe itu mulai diolah menjadi makanan cemilan kripik renyah dengan kemasan modern.
"Selain tahu dan tempe mentah bapak anak-anak juga ikut menjualkan tempe dan tahu yang sudah digoreng dan dikemas. Itu diantar ke tempat pesan dan juga outlet pedagang makanan hingga ke Padangsidimpuan," cetus Netti.
Ibu dari 4 orang anak ini menambahkan bahwa saat ini untuk usahanya baru menghabiskan 12 kg kedelai untuk pembuatan tempe dan 30 kg untuk pembuatan tahu yang sebagian besar diolah lagi menjadi kripik tempe dan gorengan tahu siap saji. "Alhamdulillah ada peningkatan dalam dua tahun ini," katanya.
Kendati produksinya masih kecil untuk ukuran usaha sukses, namun itu patut disyukuri sebagai usaha yang menjanjikan dan memiliki prospek baik apalagi rasanya tidak kalah dari kripik pada umumnya.
"Kripik tempe yang dikemas dengan berbagai ukuran dan dibandrol dari harga Rp 5000-Rp 20.000 untuk kemasan besar dan harga Rp 1000 untuk kemasan plastik ukuran kecil sudah masuk outlet-outlet. Alhamdulillah permintaan terus meningkat," katanya.
Nurlailah Supervisor Business Development & Analyst PTAR Tambang Emas Martabe juga ikut merasa bersyukur karena usaha binaan mereka bisa mengalami peningkatan.
"Usaha kripik tempe Netti ini adalah salah satu usaha UMKM dari 22 UMKM yang kita bina dari program PPM Tabang Emas Martabe. Dan usaha seperti ini terus kita dorong untuk bangkit," kata Nurlaila.
Dijelaskan bahwa UMKM yang mereka bina tidak sama keluh kesahnya. Banyak diantara usaha seperti ini umumnya kendala pada peralatan sehingga PTAR memberikan bantuan berupa peralatan. Tidak itu saja selain kualitas, rasa dan juga kemasan termasuk izin usaha dan PRT dari pemerintah difasilitasi. "Saat ini setidaknya ada seratus nomor PRT yang kita bantu prosesnya termasuk nomor induk usaha dan juga izin produksi," kata Nurlaila.
Dalam pemasaran UMKM seperti kripik usaha kripik Netti yang diberi nama kripik tempe kress Sutrisno ini. PTAR juga turut andil dalam promosi usaha melalu ajang stand pameran baik tingkat daerah dan juga tingkat provinsi seperti Pekan Raya Sumatera Utara (PRSU).
"Selain kita ikutkan pada ajang pameran usaha binaan seperti kripik tempe ini kita pasilitasi masuk market swalayan. Dan kripik tempe usaha Netti sudah ada pada market swalayan di Padangsidimpuan," kata Nurlaila.