Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan. Satu lagi objek pariwisata hadir di Sumatera Utara (Sumut). Objek wisata bernama Jendela Bambu Leuser ini berada di ketinggian 1.010 meter di atas permukaan laut, tepatnya di Dusun Pamah Semelir, Desa Telaga, Kecamatan Sei Binge, Kabupaten Langkat.
"Jendela Bambu Leuser berada di kawasan hutan bambu seluas sekitar 2 hektare yang sudah dikelola," ujar Purnama Ginting, pengelola Jendela Bambu Leuser, disela-sela launching objek pariwisata tersebut, Minggu (25/6/2024).
Purnama Ginting mengatakan, dijadikannya hutan bambu sebagai objek pariwisata tersebut muncul karena melihat rendahnya harga jual bambu mentah di pasaran, hanya sekitar Rp 10.000 per batang.
"Tapi bersih yang diterima pemilik bambu hanya Rp 2.500 per batang dan sisanya untuk upah pekerja, sehingga dipandang tidak menguntungkan. Padahal waktu untuk memanen bambu ini sejak mulai tumbuh cukup lama, mencapai 7 tahun. Akibatnya, begitu ditebang, pemilik memilih untuk mematikan bambu dan digantikan dengan tanaman lain, seperti kopi," ujar Purnama.
Purnama mengatakan, hal itu yang kemudian mendasari dirinya bersama para pegiat konservasi lainnya untuk berinovasi mencari cara untuk melestarikan hutan bambu yang tersisa sekaligus memberikan nilai ekonomis bagi warga setempat.
"Dari sanalah kemudian muncul ide untuk mengelola hutan bambu yang tersisa menjadi objek pariwisata alam terpadu. Kita sebut terpadu karena Jendela Bambu Leuser ini selain sebagai objek pariwisata juga berfungsi untuk melestarikan hutan bambu sekaligus menjaga agar tetap dapat berfungsi sebagai tempat resapan air," ujarnya.
Pada objek pariwisata ini juga terdapat penginapan dengan tarif sekitar Rp 300.000 per hari dan kantin.
Tokoh masyarakat yang juga mantan Anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) asal Sumut, Parlindungan Purba, memberikan apresiasi atas hadirnya Jendela Bambu Leuser.
"Selain menambah objek pariwisata di Sumut, khususnya di Langkat, kehadiran Jendela Bambu Leuser ini juga punya fungsi penting untuk menjaga kelestarian hutan bambu atau sebagai kawasan konservasi, sebagai sumber air, khususnya untuk Kota Medan dan Binjai. Harapannya kehadiran Jendela Bambu Leuser ini juga dapat semakin meningkatkan perekonomian masyarakat setempat," ujar Parlindungan yang didampingi Rektor Universitas Sari Mutiara, Ivan Elisabeth Purba.
Parlindungan Purba mengatakan, isu ketersediaan air bersih bagi masyarakat sudah menjadi isu penting bagi dunia disamping isu pangan dan energi.
"Dan bambu merupakan tanaman yang sangat dekat dengan air yakni menjaga ketersediaan air. Tanaman ini juga dapat menjaga tanah dari longsor. Sehingga upaya menjaga hutan bambu di Jendela Bambu Leuser ini harus kita dukung," tuturnya.
Parlindungan Purba mengatakan, melihat lokasi Jendela Bambu Leuser yang menarik tersebut dirinya mengajak para pejabat di Sumut, pengusaha dan masyarakat umum ke Jendela Bambu Leuser.
"Mari datang untuk menikmati hawa sejuk, pemandangan yang indah dari kawasan gunung Leuser dan keberadaan hutan bambu," ujar Parlindungan Purba.