Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Medan. Provinsi Sumatera Utara dan 4 provinsi lainnya, yakni Nusa Tenggara Timur, Jawa Timur, Sulawesi Selatan dan Banten, disebut masuk dalam kategori daerah yang berhasil menurunkan Angka Kematian Ibu dan Bayi (AKI/B).
Hal itu disampaikan Senior Communications Specialist USAID MOMENTUM Ester Lucia Hutabarat, pada pertemuan Diseminasi Hasil Program USAID MOMENTUM dan Dukungan Integrasi Layanan Kesehatan Primer, di Hotel Santika Dyandra Medan, Selasa (19/09/2023).
Keberhasilan itu, kata Ester Lucia Hutabarat pada diseminasi yang dihadiri Kadis Kesehatan Sumut Alwi Mujahit Hasibuan, Ribka Ivana Sebayang dari Direktorat Tata Kelola Kemenkes, dan Luci Francisca Situmorang dari Direktorat Promosi Kesehatan Kemenkes itu, didasarkan atas hasil laporan tengah tahun, yakni pada April 2023.
Keberhasilan tersebut, kata Ester Lucia Hutabarat, menjadi landasan bagi kelanjutan dukungan berkelanjutan USAID melalui MOMENTUM terhadap implementasi strategis, terutama dalam transformasi Integrasi Layanan Kesehatan Primer di lima provinsi, melalui bantuan teknis di 44 kabupaten, dan akan direplikasi (tiru) ke 22 kabupaten/kota lainnya di akhir 2024.
"Tiga fokus utama dukungan MOMENTUM yakni, meningkatkan akses berkelanjutan pada pelayanan kesehatan yang berkualitas menyeluruh dan berkesinambungan sesuai siklus hidup. Kemudian pembelajaran pelayanan kesejatan primer, serta meningkatkan tata kelola dan kinerja sistem kesehatan pelayanan primer yang berkelanjutan," jelas Ester Lucia Hutabarat.
Karenanya USAID bersama Direktorat Tata Kelola Kemenkes RI menginisiasi pertemuan tingkat provinsi dengan para pemangku kepentingan, termasuk pemerintah 4 kabupaten di Sumut.
Dengan begitu, akan diketahui sejauh mana penerimaan pemerintah daerah terhadap kontribusi MOMENTUM dalam mencapai kemajuan terkait penurunan AKI/B.
"Dan menyusun rencana tindak lanjut (RTL) bersama untuk memastikan pelaksanaan Integrasi Layanan Kesehatan Primer, sesuai petunjuk teknis untuk meningkatkan kesehatan masyarakat serta mendukung transformasi kesehatan yang lebih baik," pungkasnya.
Sementara itu, Kadis Kesehatan Alwi Mujahit Hasibuan yang hadir mewakili Pj Gubsu Hassanudin, mengatakan mendukung pelaksanaan program Integrasi Layanan Kesehatan Primer,. Sebab melalui program Integrasi Layanan Kesehatan Primer, diyakini dapat mempercepat upaya penurunan AKI/B di Sumut.
Pada diseminasi yang merupakan bagian dari rangkaian dalam menindak lanjuti peluncuran program Integrasi Layanan Kesehatan Primer di tingkat nasional oleh Kemenkes pada 31 Agustus 2023 itu, Alwi menyebutkan terdapat beberapa masalah kesehatan terkait ibu dan anak yang sering ditemui.
Di antaranya kehamilan yang rendah, risiko melahirkan tinggi, cakupan imunisasi rendah, serta tingginya kematian ibu akibat pendarahan. Kondisi ini menyiratkan unit pemberi layanan kesehatan belum cukup dekat dengan masyarakat untuk memenuhi standar pelayanan minimal.
"Transformasi layanan primer sejalan dengan kebijakan dan strategi bidang kesehatan yang diamanatkan dalam RPJMN 2020/2024 yaitu untuk meningkatkan dan menguatkan pelayanan kesehatan dasar dengan mendorong peningkatan upaya promotif dan preventif, didukung inovasi dan pemanfaatan teknologi," ujar Alwi Mujahit Hasibuan.
Proyek USAID MOMENTUM sendiri, kata Alwi Mujahit, terdiri dari proyek MOMENTUM Country and Global Leadership (MCGL) dan MOMENTUM Private Healthcare Delivery (MPHD), yang mulai dilaksanakan sejak akhir 2020.
Kegiatan tersebut bertujuan mendukung Kemenkes dalam penurunan angka kematian ibu dan bayi lahir (AKI/B). Di Sumut program MPHD telah berjalan di 4 kabupaten yaitu Deliserdang, Langkat, Asahan dan Karo.
Dikatakan Alwi Muhjahit, upaya penurunan kematian ibu dan bayi lahir di Sumut dilakukan di antaranya melalui peningkatan akses dan kualitas layanan kesehatan ibu dan bayi baru lahir, peningkatan system rujukan dan pelibatan masyarakat, serta peningkatan akuntabilitas melalui pemetaan data untuk pengambilan keputusan.
Kegiatan-kegiatan yang dilakukan meliputi hospital mentoring (pendampingan rumah sakit), supervisi fasilitatif, penguatan audit maternal perinatal surveillance and response (ampsr), penguatan system rujukan, pelibatan masyarakat serta penguatan advokasi melalui kelompok kerja (pokja) yang terdiri dari multi-stakeholder.