Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Sibolga. Anggota DPR RI, Lamhot Sinaga mengungkap, distribusi bantuan paket konversi Bahan Bakar Minyak (BBM) ke Bahan Bakar Gas (BBG) kepada 207 nelayan Kota Sibolga adalah program kemitraan antara Kementerian ESDM dengan pihaknya dari Komisi VII DPR RI.
Tahun ini, kata Lamhot Sinaga, bantuan direalisasikan Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Ditjen Migas), Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) hanya untuk 50 dari total 517 kabupaten/kota di Indonesia.
“Memperjuangkan ini bukan sesuatu yang mudah. Karena pemerintah juga punya keterbatasan untuk membantu kabupaten/kota,” kata Lamhot Sinaga di acara penyerahan bantuan, di Komplek Wisata Pelabuhan Lama Sibolga, Rabu (22/11/2023).
Buktinya, setelah ini terealisasi, banyak teman-teman yang protes, kenapa tempat mereka tidak mendapat. Karena dalam mendistribusikan bantuan, harus dilihat apa yang dibutuhkan masyarakat.
“Beberapa hari lalu, kami juga menyampaikan bantuan konkit (konverter kit) nelayan di Kabupaten Nias Barat, jumlahnya 233 paket, dan hari ini di Kota Sibolga sebanyak 207 paket,” kata Lamhot Sinaga.
Dia menjelaskan, dalam membentuk program yang menyentuh masyarakat langsung, harus dinilai apa yang dibutuhkan masyarakat.
“Kami sampaikan, nelayan dan petani harus dibantu. Itulah keberuntungan kita, kalau kita punya wakil rakyat di pusat dari daerah kita,” kata Lamhot Sinaga.
Dijelaskan, program ini ada dua jenis, yaitu konkit nelayan dan petani. Konkit nelayan diperuntukan bagi kapal-kapal kecil 0,5 GT. Sedangkan untuk petani, konkit pompa irigasi untuk mengalirkan air ke areal pertanian warga.
“Bisa kita bayangkan, kalau kita tidak punya perwakilan dari daerah sini. Tanggung jawab konstitusional saya, harus saya jalankan. Kami di Fraksi Golkar dididik seperti itu. Karya kekaryaan itu doktrin yang harus kami lakukan,” katanya.
Lamhot Sinaga mengatakan, daerah pemilihan Sumut 2 itu cukup luas meliputi 19 kabupaten/kota, maka bantuan yang diberikan harus tepat. Contoh, untuk Kabupten Tapanuli Utara (Taput), diberikan konkit petani.
Pada praktiknya, konkit nelayan ini dapat menghemat pengeluaran biaya bahan bakar. Kalau misalnya, nelayan menghabiskan hingga 15 liter BBM perhari, atau Rp150 ribu. Dengan konkit ini cukup satu tabung elpiji 3 kg seharga Rp20 ribu, maka terjadi penghematan biaya Rp 130 ribu per hari.
“Tentunya, penghematan BBM itu bisa bapak gunakan untuk beli buku anak sekolah, beli susu anak untuk memperbaiki gizi anak dan mengurangi risiko stunting, dan juga keperluan rumah tangga lainnya,” katanya.
Lamhot Sinaga juga mengungkap, pendistribusian bantuan itu berawal dari usulan pimpinan DPRD Sibolga, Jamil Zeb Tumori yang datang ke pihaknya sekaligus menyampaikan permohonan bantuan untuk nelayan di Kota Sibolga.
“Kedatangan Bung Jamil ke saya untuk memperjuangkan nasib nelayan Sibolga. Saya menghargai dan mengapresiasi. Sebagai wakil rakyat dari sini, kami harus menjawab karena ini merupakan tanggung jawab moral, dan kami harus membantu kebutuhan masyarakat nelayan di Kota Sibolga,” katanya.
Lamhot mengatakan, betul itu usulan dari pemerintah, tapi dalam penyalurannya menurut undang-undang konstitusional, anggota DPR itu punya hak untuk memperjuangkan aspirasi masyarakat.
Artinya, walau ini program pemerintah, tetapi program ini tidak mungkin turun dari langit, harus ada yang memperjuangkannya.
“Nah, aspirasi nelayan disampaikan Bung Jamil ke saya. Sebagai wakil rakyat, saya pun memperjuangkannya ke Kementerian ESDM. Kalian boleh bangga, saya pun tadinya tidak berfikir membantu nelayan di sini kalau tidak ada usulan dari Bung Jamil,” katanya.
Pada kesempatan itu, Lamhot Sinaga juga memperkenalkan Fitri Krisnawati Tandjung kepada warga nelayan Kota Sibolga yang menerima bantuan.
“Beliau ini adalah putri sulung Pak Akbar Tandjung. Meski kami berkontestasi, kami bisa duduk bersama dengan Bu Fitri. Itulah kami, kalau yang lain saya gak tau. Tapi kami duduk bersama, gak apa-apa. Karena yang paling penting itu bagaimana bisa membantu rakyat,” katanya.
Berdasar laporan bahwa masih banyak nelayan di Kota Sibolga belum mendapat bantuan. Lamhot Sinaga berjanji akan memperjuangkannya pada kesempatan berikutnya.
“Akan kita perjuangkan bersama-sama kalau ada keberlanjutan di antara kita, ya kan. Gak mungkin saya memperjuangkan aspirasi rakyat kalau saya tidak punya status untuk memperjuangkannya. Maka nelayan harus tahu aspirasi itu disalurkan melalui siapa. Bung Jamil sudah memperjuangkan nelayan, Ibu Fitri juga memperjuangkan dari sektor pendidikan, maka pada masyarakat harus memperjuangkannya kembali, kan harus begitu,” Lamhot Sinaga menambahkan.