Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Jakarta. Calon wakil presiden (cawapres) nomor urut 03, Mahfud MD, mengungkapkan bahwa jumlah impor pangan pada era Presiden Joko Widodo (Jokowi) semakin banyak. Komoditas yang ia sebutkan di antaranya, beras, daging sapi, kedelai hingga gula pasir.
"Faktanya hari ini catatan saat ini harus dibaca impor kedelai 2 juta ton, susu 280 juta ton, gula pasir 4 juta ton beras 2,8 ton, daging sapi 160 juta ton," ungkap dia dalam debat pemilihan presiden (pilpres) 2024 keempat yang terlaksana di JCC Senayan, Minggu (21/1) semalam.
Menanggapi hal tersebut, Kementerian Pertanian mengungkapkan, impor tersebut dilakukan karena terjadi penurunan produksi pangan. Contohnya saja beras yang produksinya turun akibat cuaca ekstrem El Nino.
"Kalau meningkat sih iya (impor pangan). Ini kan karena kita menghadapi El Nino, seperti itu sehingga produksi menurun. Karena memang kondisinya seperti itu, El Nino," ujar Plt. Sekretaris Jenderal Kementerian Pertanian, Prihasto Setyanto kepada detikcom, Senin (22/1/2024).
Prihasto mengatakan, langkah ke depan Kementan tetap berkomitmen untuk menggenjot produksi agar mengurangi impor pangan sendiri. Langkahnya itu mulai dari pemenuhan pupuk untuk petani, benih, hingga memperbaiki jaringan irigasi.
"Kita juga harus menyiapkan tandon-tandon air, jadi ketika air berlebih kita harus menyimpan air tersebut. Jadi tadi, benih, pupuk, jaringan irigasi, terus penyimpanan air atau water storage," terang dia.
Kementan memang diketahui tengah menggenjot percepatan tanam di atas 1,5 juta ha lahan pertanian khususnya beras. Percepatan dan luasan tanam itu dilakukan demi mengurangi impor pada tahun ini.
Selain itu, Kementan juga telah mendapatkan persetujuan dari Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk menambah anggaran pupuk subsidi sebesar Rp 14 triliun. Kemudian, Kementan juga akan memberikan benih gratis untuk komoditas padi dan jagung.
Terkait penurunan produksi, Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman pernah mengungkap alasan Indonesia melakukan impor beras, yaitu karena produksi mengalami penurunan.
Amran menyebut, penurunan produksi beras nasional pada 2022 hingga 2023 ini disebabkan oleh cuaca panas ekstrem atau El Nino. Sebelumnya produksi beras Indonesia mencapai 31 juta ton, tahun ini diprediksi hanya 30 juta ton.
"Realitas produksi beras Nasional Indonesia dulu kita pernah swasembada sekarang terpaksa harus impor produksi beras nasional periode 2022-2023 mengalami penurunan akibat ancaman El Nino dan dari sebelumnya 31 juta ton dan diperkirakan turun menjadi 30 juta ton pada tahun 2023," kata Amran dalam rapat kerja dengan Komisi IV DPR RI, di Gedung DPR Senayan, Jakarta Pusat, Senin (13/11/2023).(dtf)