Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan. Generasi muda khususnya mahasiswa diminta melakukan kajian mendalam terkait potensi Sumber Alam (SDA) guna mewujudkan Indonesia menjadi negara tangguh, mandiri dan inklusif di Tahun Emas 2045. Hal ini mengemuka dalam dialog publik yang digelar Cipayung Plus di Sumatera Utara (Sumut) dan berlangsung di Sajian Bhineka, Jalan Babura Lama, Medan Baru, Medan, Kamis 7 Maret 2024.
Hadir pada acara itu, Ketua umum PW Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) Wilayah Sumatera Utara (Sumut) Wira Putra ; Ketua DPD Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Sumut Muhammad Arifuddin Bone ; Ketua DPD Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI Sumut Daniel Sigalingging ; Ketua PW Himpunan Mahasiswa Al-Washliyah (HIMMAH) Sumut Kamaluddin Nazuli Siregar.
Juga hadir Ketua Pengurus Koordinator Cabang (PKC) Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PKC PMII) Sumut Muhammad Tarmizi ; Kordinator Wilayah Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (Korwil GMKI) GMKI Sumut Arion Pasaribu dan Badan Koordinasi Himpunan Mahasiswa Islam (BADKO HMI) BADKO HMI Sumut Abdul Rahman. Demikian siaran pers Cipayung Plus di Sumut, Jumat (8/3/2024).
Dalam paparannya, Daniel Sigalingging menyebutkan, Sumut dikenal sebagai daerah yang subur. “Apa saja yang ditanam, tumbuh subur,” katanya.
Dengan potensi itu, banyak negara berlomba untuk datang sekaligus menguasai lahan subur itu untuk dikembangkan di berbagai sektor, termasuk perkebunan.
"Sejalan dengan perkembangan zaman, potensi SDA tidak dimanfaatkan secara maksimal, sehingga ini harusnya jadi peluang dan bangkit untuk mengejar ketertinggalan, agar Indonesia akan menjadi negara tangguh, mandiri dan inklusif, itu sejalan dengan konsep menuju Indonesia Emas 2045," kata Daniel.
Wira Putra menambahkan, untuk mewujudkan impian tersebut, kalangan muda khususnya mahasiswa terus melakukan kajian-kajian yang lebih mendalam agar pembangunan 20 tahun ke depan betul-betul dirasakan rakyat.
Di antara sektor tersebut, yakni masalah pendidikan, baik guru dan dosen harus betul-betul berkualitas dan berprestasi serta mahalnya biaya pendidikan harus disesuaikan dengan kebutuhan yang ada. Hal ini menjadi standarisasi sesuai dengan namanya Indonesia Emas pada saatnya nanti.
"Banyak sektor lainnya yang menjadi perhatian kaum milenial (mahasiswa), kaum milenial harus berani tampil, karena pada waktunya nanti generasi muda yang menjadi pemimpin," pungkasnya.