Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Medan. Suasana Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Provinsi Sumatera Utara (Pilgub Sumut) tahun 2024 mulai terasa.
Adalah ketika Edy Rahmayadi, mantan Gubernur Sumut, yang semakin meramaikan bursa pencalonan dengan resmi menyatakan diri maju di Pilgub Sumut, pada 10 Maret 2024 lalu.
Tak lama setelah itu, Bobby Nasution, mengikuti langkah Edy Rahmayadi, yang juga menyatakan bersedia maju di Pilgub Sumut, saat ditanya wartawan.
Satu lagi yang santer diisukan maju adalah Musa Rajekshah. Namun hingga pelaksanaan Pemilu 2024 usai, hingga dipastikan terpilih ke DPR RI, Ijeck, sapaan akrab Musa Rajekshah, belum menyatakan kesediaan.
Di bagian lain, partai politik di Sumut belum memunculkan sosok pasangan calon (paslon) yang akan diusung. Semuanya masih mempersiapkan kader, termasuk untuk membuka peluang koalisi.
PDI Perjuangan Sumut misalnya, bisa mengusung paslon sendiri tanpa berkoalisi dengan partai lain. Hal ini mengacu pada hasil Pemilu 2024, dimana PDIP berhasil meraih 21 kursi DPRD Sumut.
Syarat bisa mengusung sendiri paslon di Pilgub Sumut adalah minimal 20 kursi, atau 25% dari total 100 kursi DPRD Sumut. Partai lainnya yang bisa mengusung sendiri adalah Golkar, karena meraih 22 kursi.
Karena itu, PDIP yang diketuai Rapidin Simbolon di Sumut, menegaskan bisa mengusung sendiri paslon di Pilgub Sumut tanpa berkoaliasi dengan partai lain.
"PDIP dapat mengusung paslon dari kader sendiri, dan pasti pasangan nasionalis," ujar Pengurus PDIP Sumut, Sutrisno kepada medanbisnisdaily.com, Kamis (21/3/2024).
Namun Sutrisno menegaskan, PDIP di Pilgub Sumut 2024 tidak akan mengusung Bobby Nasution, menantu Presiden Joko Widodo, yang juga Wali Kota Medan tersebut.
Ia beralasan Bobby, suami Kahiyang Ayu tersebut, tidak lagi memenuhi syarat sebagai kader PDIP. "PDIP tidak akan mencalonkan penghianat," tegas Sutrisno, mantan Anggota DPRD Sumut itu.
Namun sayangnya, ia tidak menjelaskan lebih lanjut mengapa Bobby disebutnya pengkhianat. Jika merujuk fakta politik bahwa Bobby selaku kader PDIP dan diusung sebagai Calon Wali Kota Medan tahun 2020, namun kemudian tidak mendukung Capres PDIP Ganjar Pranowo-Mahfud MD pada Pilpres 2024, maka bisa menjadi alasan mengapa Bobby disebut pengkhianat.
Sebelumnya di Pilgub Sumut 2018, PDIP mengusung kader sendiri, yakni Djarot Saiful Hidayat-Sihar Sitorus, sebelum akhirnya dikalahkan pasangan Edy Rahmayadi-Musa Rajekshah, yang kemudian menjadi Gubernur dan Wakil Gubernur Sumut 2018-2023.