Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
MedanBisnis - Banjarnegara. Para petani di Klampok, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah mempunyai tradisi yang unik. Tradisi unik yang dilakukan petani di Desa Pagak ini dengan menerbangkan layang-layang setiap tahun seusai panen.
Usai masa panen, petani menerbangkan ratusan layang-layang dan memasang ribuan kitiran atau kincir angin kecil di rumah masing-masing. Layang-layang dan kitiran ini sebagai bentuk perayaan atas hasil bumi yang melimpah.
Tidak hanya orang dewasa, tradisi menerbangkan layang-layang ini juga diikuti anak kecil. Bentuk layang-layangnya pun beragam, mulai berbentuk burung garuda, ikan hingga kapal laut.
Salah satu petani di Desa Pagak, Khotiah (48) menuturkan setiap tahun selalu mengikuti perayaan menerbangkan layang-layang di lahan sawah usai dipanen. Tradisi yang sudah dilakukan turun-temurun ini dianggap sebagai hiburan usai meggarap sawah dari menanam hingga panen.
"Setiap tahun selalu mengikuti tradisi menerbangkan layang-layang. Rasanya seperti mengingat masa kecil," tururnya di Desa Pagak, Minggu (17/9/2017) sore.
Kepala Desa Pagak Sudarwo menjelaskan, tradisi yang dilakukan petani usai panen ini juga menjadi ajang silaturahmi antar petani. Mengingat petani yang sebelumnya sibuk merawat padi kemudian dipertemukan di tempat yang sama untuk menerbangkan layang-layang.
"Tradisi ini hanya dilakukan dalam sehari dan waktunya setelah panen. Untuk tahun ini ada sekitar 500 layang-layang yang diterbangkan para petani," jelasnya.
Sedangkan kitiran yang dipasang di setiap rumah warga ini lanjutnya, dimaksudkan agar suasana desa semakin semarak usai panen. Apalagi, di Desa Pagak angin sangat kencang sehingga memudahkan untuk menerbangkan layang-layang dan memutar kitiran.
"Untuk bahan-bahannya juga mudah dicari sekitar sini, yakni dari kayu." ujarnya. (dtc)