Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Medan. Pengobatan alternatif yang diwariskan nenek moyang kerap dicap sebagai warisan yang sarat dengan nilai-nilai klenik oleh generasi sedudahnya. Demikian juga yang dialami masyarakat Batak Toba. Berbagai pengetahuan tentang pengobatan tradisional itu akhirnya hilang dengan sendirinya.
“Masyarakat Batak Toba itu kaya akan pengetahuan medis. Mereka pintar meramu obat-obatan. Dalam dunia pengobatan nusantara, warisan budaya nenek moyang orang Batak Toba, termasuk salah satu yang diakui,” kata Pengurus Kajian Metafisika dan Pengobatan Alternatif, Muhar Omtatok.
Pengetahuan tentang pengobatan tradisional itu termuat dalam kitab Pustaha Ogung. Pustaha Ogung adalah satu dari dua kitab yang diwariskan nenek moyang orang Batak Toba. Kitab yang lainnya disebut Tumbaga Holing yang berisikan tentang pengetahun politik, seni, pemerintahan dan perdagangan. Sedangkan Pustaha Ogung sendiri adalah kitab berupa kumpulan pengetahuan dan teknik-teknik pengobatan yang dipraktikkan secara turun temurun.
Kitab ini dituliskan oleh orang-orang pintar (tabib) yang dalam bahasa Batak Toba kerap disebut Sibaso secara turun-temurun. Kadang merupakan hasil eksperimen masing-masing tabib. Para tabib bekerja berdasarkan ajaran Si Raja Batak mengenai tubuh, jiwa, dan roh manusia itu sendiri. Ajaran itulah yang menjadi dasar bagi tabib untuk berkreasi dalam ilmu pengobatan.
Salah satu ajaran Si Raja Batak yang menjadi dasar dari pengetahuan dan seni pengobatan itu berbunyi, “bahwa segala sesuatunya yang tumbuh di atas bumi dan di dalam air sudah ada gunanya masing-masing di dalam kehidupan sehari-hari. Sebab tidak semua manusia yang dapat menyatukan darahku dengan darahnya, maka gunakan tumbuhan ini untuk kehidupanmu”
Ajaran itu kemudian dikembangkan para tabib secara turun-temurun. Mereka melakukan eksperimen, meditasi dan tapa laku. Hasilnya selama berabab-abad, diperoleh sejumlah pengetahuan dan pengobatan. Antara lain, pengobatan penyakit fisik maupun yang berkaitan dengan metafisis.
Secara garis besar isi dari kitab itu adalah pengetahuan dan teknik pengobatan, ilmu tentang meramal, tafsir mimpi, maniti ari (melihat hari baik), memanggil arwah, ilmu nujub, teknik pembuatan racun dan tawar, sampai kepada yang berkaitan dengan ilmu perbintangan (astrologi).
Pengetahuan akan pengobatan yang termuat di Pustaha Ogung itu pada dasarnya menuntun agar manusia membudayakan hidup sehat dan dekat dengan penciptanya. Namun pada praktiknya banyak juga yang digunakan untuk kepentingan lain.
Tetapi sejak Kristen masuk ke Tanah Batak pada abad ke-18,, terjadi revolusi cara pandang terhadap semua hal, termasuk yang berkaitan dengan produk peninggalan nenek moyang. Pengetahuan dan teknik pengobatan tradisi itu pun turut terkena imbasnya.
Pengobatan Pra dan Pasca Melahirkan
Di dalam kehidupan Siraja Batak dahulu ilmu pengobatan telah ada, mulai sejak dari dalam kandungan sampai melahirkan. Misalnya perawatan dalam kandungan, perawatan setelah melahirkan, perawatan bagi dan perawatan dugu-dugu.
Contohnya pengobatan yang diajarkan dalam perawatan semasa mengandung misalnya, hendaknya hubungan suami istri jangan dilakukan pada saat hujan turun agar kelak anak yang lahir tidak berpenyakit batuk-batuk, embun-embun, dan cawan. Jika si ibu sudah mengandung tiga bulan segala yang diinginkan sebaiknya harus diberikan sebab jika tidak diberikan, kelak si anak yang akan lahir di kemudian hari akan terkendala dalam mencari hidup.
Sebelum si ibu melahirkan, orangtua dari si ibu sebaiknya memberikan makanan adat Batak berupa ikan Batak beserta perangkatnya dengan tujuan agar si ibu sehat-sehat pada waktu melahirkan dan anak yang akan dilahirkan. Hal ini juga berkaitan dengan sisi psikologis si ibu, terutama yang baru pertama kali melahirkan.
Dengan kedatangan keluarga si perempuan, si istri akan menjadi lebih kuat batinnya,” jelas Muhar.
Begitu pula setelah melahirkan. Dijelaskan berbagai perawatan dan obat-obatan untuk menguatkan raganya. Antara lain dengan telur ayam kampung yang telah didoakan. Daun ubi rambat dan daun bunga raya direbus dan disaring lalu di minumkan kepada si ibu mengarah ke bawah.
“Dalam pengobatan modern ramuan ini juga dipakai pihak medis. Daun ubi rambat dan daun raya mengandung zat yang berfungsi untuk mencegah demam pasca melahirkan dan juga mengobati luka fisik,” tambah Muhar.