Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
MedanBisnis - Jakarta. Vulkanik Es (VE) adalah material yang sangat berbahaya dan menganggu penerbangan pesawat jika Gunung Agung mengeluarkan VE. Kementrian Perhubungan sudah menyiapkan strategi jika VE itu muncul.
"Siang ini kami mengadakan rapat mulai dari kami sebagai otoritas dan seluruh operator yang terkait di penerbangan. Perlu kami sampaikan sampai saat ini pukul 14.00 WIB keterangan dilapangan tidak ada satupun dikenali adanya VE. VE adalah Vulkanik es. Tidak ada VE jadi di penerbangan tidak ada masalah," ujar Dirjen Perhubungan Udara, Agus Santoso di Kantor Otoritas Bandara Soekarno - Hatta, Tanggerang, Banten, Sabtu (23/9).
Sampai detik ini VE tidak ada dan perjalanan udara dari dan ke Bandara I Gusti Ngurah Rai Bali dipastikan aman. Gunung Agung saat ini hanya mengeluarkan asap dan bukan VE sehingga tidak mengganggu penerbangan.
"VE itulah yang membahayakan penerbangan. VE merupakan produk di perut bumi yang keluar manakala terjadi ledakan ledakan gunung berapi. Kami dari stakeholder penerbangan sepakat selama belum ada VE, maka penerbangan normal. Wisata di Bali masih tetap aman. Tetapi kami harus buat mitigasi manakala jika terjadi adanya semburan VE," ujar Agus.
VE berbahan silika, oksigen, ferum, dan magnesium yang sangat berbahaya bagi penerbangan. Kata Agus, VE ini bisa berbahaya bila masuk turbin pesawat. Pantauan pihak pilot dari dalam pesawat juga bisa terganggu, pesawat jadi sulit mengontrol kecepatannya.
Antisipasi atau mitigasi yang dimaksud adalah jika terpantau adanya VE di udara, maka pesawat yang sudah terbang akan dipindahkan jalurnya menuju bandara lain yang tidak ada VE. Bandara tersebut juga akan ditutup.
"Manakala ada VE, kita langsung memberikan informasi seluruh destinasi Denpasar harus dipindahkan ke tempat-tempat sekitarnya, misalnya Surabaya (Bandara Juanda) tadi sudah dilaporkan GM Surabaya disana ada slot. Kemudian ada di Lombok, Solo. Kita perkirakan saat kita menutup karena adanya VE ada 30 penerbangan menju ke Denpasar dan kita arahkan ke yang lain jika terjadi VE," ujar Agus.
Bandara yang nantinya akan disiapkan jika terjadi VE, yaitu Surabaya, Solo, Lombok dan Banyuwangi. Jika terjadi VE mendadak, pengguna peswat akan mendapatkan konpensasi berupa akan diantarkan ke bandar lain untuk melanjutkan perjalananya ke tempat tujuannya.
"Bila terjadi kondisi terburuk, pertama, kompensasi disiapkan. Angkutan darat ditanggung maskapai ke beberapa tujuan, antara lain ke Surabaya melewati darat dan laut, baru akan terbang ke tempat yang bersangkutan. Melalui Lombok juga akan dibantu lewat darat dan laut ke Bandara Lombok," ujar Sekertaris Perhubungan Udara, M. Pramintohadi, kepada wartawan.
Agus menjelaskan jika Perhubungan Udara sudah bekrja sama dengan BMKG untuk memperoleh citra satelit yang berguna untuk mengetahui posisi-posisi VE. Citra satelit ini sangat berguna menjadi acuan Direktorat Perhubungan Udara dalam menentukan keputusan.(dtc)