Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
MedanBisnis - Surabaya. Kaum disabilitas selama ini sebagian orang masih dipandang sebelah mata. Padahal mereka mampu membuat karya yang tidak kalah menarik. M.Amanatullah salah satunya.
Pelukis aliran realis ini melukis menggunakan kakinya. Sebab dia tidak memiliki tangan. Meski demikian, karya-karya Aam, sapaan akrabnya tak kalah indah.
Ditemui saat mengikuti Jatim Fair 2017, Senin (9/10/2017) Aam tampak sedang sibuk membuat lukisan Gubernur Jawa Timur, Soekarwo.
"Ia, sebentar Pak De mau datang. Saya mau kasih ini ke Pak De," ujar Aam kepada detikcom.
Ia melukis di atas sebuah kanvas yang diletakkan di lantai. Perlahan-lahan ia mewarnai bagian bibir Pakde Karwo menggunakan kuas kecil dan cat minyak. Aam bercerita, kesenangannya pada dunia menggambar sudah dimulai sejak kelas 3 SD.
"Sejak SD sudah ikut lomba di Gresik dan menang. Waktu SMP saya ketemu Kak Komang, seorang guru lukis di Gresik. Saya belajar banyak dari Kak Komang, terutama untuk lukisan menggunakan cat minyak," jelasnya.
Aam mengaku, ia sangat bersyukur karena dipertemukan dengan Pak Komang. Menurutnya, sosok Komang adalah salah satu orang yang berjasa bagi dirinya. "Kak Komang ngajari saya dengan gratis," tambahnya.
Aam adalah satu dari 9 anggota Asosiation of Mouth and Foot Painters of The World (AMFPA) di Indonesia. Ia berhasil menjadi anggota organisasi pelukis difabel yang berpusat di Swiss, karena karya-karyanya telah lulus uji.
"Mereka minta 5 contoh hasil karya dan surat keterangan difabel gitu. Tema lukisannya bebas, yang penting ada nuansa Eropanya. Alhamdulillah karya saya diterima," tuturnya.
Meski memiliki keterbatasan fisik, Aam tetap menekuni kuliahnya. Ia saat ini tercatat sebagai mahasiswa Pendidikan Guru Sekolah Dasar di Universitas Muhammadyah (Unmuh) Gresik. Aam juga aktif mengajar di pengajian dan ikut serta dalam berbagai kegiatan sosial di kampusnya, salah satunya mengajar lukis pada anak-anak.
Aam mengakui, saat kecil dia tak lepas dari rasa minder. "Dulu saya sempet kesel kalau diliatin orang trus pas saya kiat balik, dia cepat-cepat buang muka. Dulu palinh gak suka kalau orang-orang melihat dengan tatapan aneh ke saya," kenangnya.
Namun saat menemukan potensinya, Aam tak lantas menyerah. Ia justru memilih untuk terus mengembangkan potensinya. "Anak difabel jangan dipandang remeh. Biasanya mereka justru dikaruniai Tuhan banyak kelebihan," pungkasnya.
Di Jatim Fair, Aam hadir bersama Dinas Sosial Provinsi Jawa Timur. Ia mengaku diajak oleh pihak Dinsos untuk memamerkan karyanya di pameran terbesar di kawasan Indonesia Timur ini. (dtc)