Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
MedanBisnis - Jakarta. Lima perwira TNI AD yang memimpin operasi gabungan pembebasan sandera di Tembagapura, Timika, Papua, menolak kenaikan pangkat luar biasa. TNI AD angkat topi terhadap kelima prajuritnya itu.
"TNI AD mengapresiasi sikap dan keputusan lima perwira itu. Mereka pasti sulit untuk mengambil keputusan menolak kenaikan pangkat itu," ujar Kadispen TNI AD Brigjen Alfret Denny Tuejeh dalam perbincangan, Senin (20/11).
Menurutnya, kenaikan pangkat luar biasa merupakan prestasi bagi prajurit. Bagi setiap personel TNI, kata Denny, kenaikan pangkat luar biasa itu merupakan sebuah kebanggaan.
"Tapi sikap mereka menjadi contoh untuk prajurit yang lain, bahkan mungkin bagi masyarakat Indonesia, bahwa mereka melaksanakan tugas dengan sangat baik, tanpa pamrih," ucapnya.
Lima perwira itu menolak kenaikan pangkat karena merasa apa yang dilakukannya sudah merupakan tugas mereka sebagai prajurit. Ada 62 orang dari satuan gabungan yang mendapat kenaikan pangkat luar biasa atas upayanya membebaskan warga yang disandera kelompok kriminal bersenjata (KKB) di Papua.
"Mereka menunjukkan sikap keperwiraan yang luar biasa. Secara pribadi saya pun menaruh hormat dengan mereka. Sebetulnya tidak berlebihan kalau mereka mendapatkan penghargaan kenaikan pangkat luar biasa itu," sebut Denny.
"Karena keberhasilan mengendalikan anak buah sehingga berhasil membebaskan sandera dalam jumlah sebesar itu dan itu tidaklah mudah," imbuhnya.
Kelima perwira yang memimpin operasi gabungan pembebasan sandera tersebut dinilai Denny sudah melakukan kerjanya dengan sangat baik. Apalagi selama proses pembebasan sandera, tak ada satu pun korban dari sisi warga atau pun pasukan.
"Mereka melakukan dengan baik tanpa adanya korban di pihak pasukannya dan warga yang disandera. Akhirnya mereka memilih sekolah, artinya kenaikan pangkat bukan hal utama bagi mereka, tapi lebih mengutamakan peningkatan kualitas diri," urai Denny.
"Mereka mengutamakan peningkatan profesionalisme, dan sesungguhnya mereka sudah menunjukkan sikap yang profesional. TNI AD bangga dengan mereka. Semoga mereka akan menjadi pemimpin yang hebat di masa depan," sambung dia.
Pemberian kenaikan pangkat luar biasa kepada pasukan yang terlibat dalam operasi pembebasan sandera dilakukan oleh Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo di Papua, Minggu (19/11). Gatot mengungkap alasan kelima perwira itu menolak kenaikan pangkat.
"Para perwira meminta menjelaskan keberhasilan adalah milik anak buahnya. Apabila kegagalan adalah tanggung jawab para perwira, maka sepantasnya yang mendapatkan kenaikan pangkat hanya anak buahnya maka 5 perwira tidak menerima kenaikan pangkat tapi diberikan latihan khusus mendahului rekan-rekannya," papar jenderal Gatot.
Lima perwira TNI AD yang menolak kenaikan pangkat itu adalah:
1. Kapten Inf SSP (Taipur)
2. Lettu Inf AZ (Taipur)
3. Lettu Inf AD (Kopassus)
4. Lettu Inf SPA (Kopassus)
5. Lettu Inf SAF (Yonif RK 751/VJS).(dtc)