Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
MedanBisnis - Jakarta. Pengasuh Pondok Pesantren Tebu Ireng, KH Salahuddin Wahid (Gus Solah) menilai banyak bentuk kepahlawanan yang bisa dilakukan di lingkungan sekitar. Contohnya, peduli dan menjaga lingkungan.
"Saya terima kiriman video di WA (Whatsapp), Citarum sungai tercemar, terkotor se-dunia. Kalau masuk ke laut, dimakan ikan, ikan dibelah dalamnya plastik, maka kepahlawanan bentuknya macam-macam yang bisa Anda dilakukan di sekeliling Anda," kataGus Solah dalam acara 'Pahlawan yang Dibutuhkan Indonesia Saat Ini' di Gedung Joang 45, Menteng, Jakarta, Selasa (21/11/2017).
"Generasi muda perlu lakukan tindakan kepahlawanan di sekeliling Anda," lanjut dia.
Menurutnya, para pahlawan terdahulu tak mempunyai cita-cita mendapatkan gelar kepahlawanan. Mereka hanya memperjuangkan kemerdekaan dari pejajahan Belanda.
"Pahlawan tidak punya cita-cita punya gelar kepahlawan, dia (pahlawan) memperjuangkan cita-citanya. Mempunyai keberanian sangat tinggi, kemudian tanpa pamrih, rela berkorban tangguh, hal itu kita butuhkan," ucapnya.
Selain itu, Gus Solah mengatakan ada orang Indonesia yang juga mendapatkan gelar peraih nobel Ramon Magsasay yakni Mochtar Lubis dan Pramoedya Ananta Toer. Selain itu, ada penghormatan terhadap pahlawan dengan bentuk memberi nama tempat seperti jalan, bandara, kota dan sebagianya.
"Ada orang Indonesia mendapatkan penghargaan dari luar gelar Ramon presiden Filipina itu penghargaan nobel untuk Asia. Di Indonesia ada mendapatkan Ramon terkenal Pak Mochtar, Pramoedya kemudian Gus Dur, Buya Syafii Ma'arif dan Try Mumpuni seroang aktif membangun daerah terpencil dengan pembangkit listrik," tuturnnya.
Sementara itu, Sukmawati Soekarnoputri mengatakan ada pahlawan tak dikenal di Indonesia. Pahlawan tersebut yakni rakyat jelata atau kaum marhaen.
"Siapa pahlawan tak dikenal? rakyat jelata marhaen. Dulu tokoh abad 16 berjuang daerahnya abad 20 pola pemikiran lebih meluas bangsa itu kalau mau merdeka harus merdeka seluruh jajahan Belanda," kata Sukmawati. (dtc)