Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
MedanBisnis - Jakarta. Bondan Winarno, pakar kuliner yang populer dengan slogan 'maknyus' itu berpulang pada Rabu pagi tadi di Rumah Sakit Harapan Kita, Jakarta. Pria kelahiran Surabaya 20 April 1950 itu sejatinya tak mengawali karier di dunia kuliner, melainkan sebagai fotografer di Pusat Penerangan Hankam pada tahun 1970.
Di tahun 1985, Bondan menjadi Pemimpin Redaksi Majalah Swa. Namun dia hanya menekuni profesi ini sampai 1987. Saat itu dia diminta oleh seorang pengusaha untuk menjadi Presiden Ocean Beauty International yang berkedudukan di Seattle Washington, Amerika Serikat.
Bondan mengemban posisi tersebut hingga tahun 1994, sebelum akhirnya dia pulang ke Tanah Air dan kembali menekuni dunia jurnalistik. Pada tahun 1997 dia melakukan investigasi terhadap sebuah perusahaan bernama Bre X Minerals Ltd yang melakukan penambangan emas di Busang, Kalimantan Timur.
Ketika itu, Bondan menginvestigasi kasus kematian Manajer Eksplorasi Bre-X Corp Michael Antonio Tuason de Guzman yang dikabarkan bunuh diri dengan menjatuhkan helikopter di lebatnya hutan Kalimantan. Dia mendatangi kantor National Bureau of Investigation (NBI) di Manila. Bondan juga mendatangi pekuburan La Funeria Paz, tempat konon de Guzman dimakamkan.
Di pekuburan ini Bondan menemukan petunjuk lain: tak ada bunga di atas makam atau pun sisa-sisa lilin dari keluarga yang berziarah. Padahal seperti halnya di Indonesia di Filipina ada tradisi anggota keluarga terdekat mengunjungi makam kerabat di pekan-pekan pertama dimakamkan.
Dia juga membongkar bertumpuk dokumen dan referensi lain, berburu narasumber di Jakarta, Samarinda, Balikpapan, Busang, Manila, Toronto, Calgary. Bahkan dia harus dua kali ke Busang, sekali ke Manila, dan sekali ke Toronto dan Calgary di Canada. Ia menghubungi tak kurang dari 30 narasumber.
Hasil investigasi Bondan kemudian diterbitkan menjadi sebuah buku berjudul, "Bre X: Sebungkah Emas di Kaki Pelangi". Memang dalam buku tersebut tak ada bukti bahwa de Guzman masih hidup. Namun menurut Oryza Ardyansyah Wirawan seperti dikutip dari pantau.or.id, melalui bukunya itu Bondan bisa mengukuhkan keyakinan bahwa de Guzman kemungkinan ada di Cayman Island, Brasil, atau tempat terasing di salah satu sudut dunia. de Guzman tak mati tapi tengah menikmati hidupnya.
de Guzman diduga kuat, menjadi otak peracunan inti bor yang digunakan untuk menemukan potensi emas di Busang oleh Bre X. Caranya dengan menaburkan sejumlah emas di atas inti bor. Cara ini memunculkan kesan pengeboran menembus tanah dengan kandungan emas yang besar saat diperiksa di laboratorium. Skandal kebohongan oleh Bre X.
Tahun 2003 Institut Studi Arus Informasi (ISA) menobatkan "Bre X: Sebungkah Emas di Kaki Pelangi" karya Bondan Winarno sebagai salah satu buku jurnalisme investigasi terbaik. Buku ini kerap menjadi referensi kelas penulisan jurnalisme investigasi.
Dia juga aktif menjadi anggota Pramuka. Pada tahun 1967 dia mendapat anugerah Baden Powell Adventure Award ketika menjadi pemimpin regu Indonesia dalam Boy Scouts World Jamboree di Farragut State Park, Idaho, USA. Ketika itu ia juga terpilih sebagai honor guard untuk Lady Olave Baden Powell. Bondan juga memiliki kegemaran dalam kegiatan aeromodelling, bahkan ketika sudah berkeluarga ia ikut terjun payung dan menjadi anggota Jakarta Flying Club.
Tahun 2000, Bondan mulai menekuni dunia kuliner. Dia merintis berdirinya milis Jalansutra, sebuah komunitas Wisata Boga dengan anggota tak kurang dari 8000 orang. Pada tahun 2005 Bondan digaet oleh PT Unilever untuk menjadi presenter Bango cita Rasa Nusantara. Bondan kemudian melahirkan slogan, 'Maknyus'.
Pagi tadi, Bondan yang aktif kegiatan pramuka, wartawan jago investigasi sekaligus pakar kuliner 'Maknyus' itu berpulang. Selamat jalan Pak Bondan.(dtc)