Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
MedanBisnis - Jakarta. Pamer kemewahan adalah salah satu strategi pengacara. Mereka harus berhadapan dengan konglomerat maupun pengacara luar negeri. Kemewahan bisa menjadi gertak awal mereka dalam pertempuran litigasi.
Siapa pun takkan meragukan kekayaan Hotman Paris Hutapea. Pengacara kondang yang disebut-sebut sebagai spesialis kepailitan ini kerap menyita perhatian dengan jam tangan ber-merk hingga deretan koleksi mobil mewah.
Ia mengakui kemewahan merupakan salah satu strategi ketika berhadapan dengan konglomerat. Menurutnya orang berkualitas harus bisa menunjukkan kemewahan. Namun kemewahan ini murni untuk kepentingan bisnis.
"Kalau ada pertemuan bule (orang asing) di Singapura, begitu masuk ruang rapat tangan saya letakkan di meja. Jam tangan saya akan langsung menyala ke mata mereka," ucapnya ketika berbincang dengan detikcom pada Rabu (29/11/2017).
Ia mengakui kekayaan ini tak didapatnya begitu saja. Ia mengawali karier sebagai staf firma hukum internasional Makarim and Taira di luar negeri. Menurutnya tugasnya tak lebih dari seorang kacung yang membawakan berkas ke pengadilan.
Karier Hotman Paris baru melejit setelah krisis moneter 1998. Ia menangani banyak perusahaan yang terlilit kasus pailit. "Ketika krisis moneter semua perkara pailit saya borong," akunya.
Honor perkara inilah yang ia pakai sebagai modal untuk memborong ruko di Kelapa Gading, Sudirman Park, dan di kawasan Thamrin. Kini, kata Hotman Paris, sudah ada 22 kantor cabang berbagai bank yang menyewa ruko-nya.
"Waktu saya beli ruko di Kelapa Gading dari ujung ke ujung itu punya saya, terutama yang hook. Depan Mall Kelapa Gading dulu beli Rp 600 juta, sekarang sudah Rp 15 miliar," kata dia.
Kebiasaan berinvestasi properti ini berkembang, Hotman Paris tiga bulan belakangan mengaku sering pelesir ke Bali untuk berburu villa dengan pemandangan bagus.
Selain ruko, pakaian, dan jam tangan mewah, Hotman Paris-pun memiliki koleksi berlian dan sederet mobil mewah. Sebut saja merk Ferrari, Bentley, Lamborghini, Bentley, dan lainnya.
Selain itu pendapatannya sebagai pengacara terus mengalir. Hotman tak menyebutkan fee-nya, namun ia mengaku beberapa konglomerat dan perusahaan terus rutin mengirim fee hingga sekarang, semacam uang abonemen. Beberapa orang tersebut antara lain Payogo Pangestu, Chandra Asih, Harry Tanoesoedibjo, hingga Putra Sampeorna.
Modal terbesar untuk hidup mewah justru dibiayai dari investasinya. Hingga kini jika kekayaannya dihitung bisa mencapai triliunan rupiah. Harta inilah yang dijadikannya modal untuk hidup mewah. Kemewahan inilah yang selama ini menunjang kariernya menjadi pengacara.
Namun ia memberikan catatan kekayaan ini tak boleh diumbar sembarangan jika menangani perkara. Beberapa sikap pamer justru menjadi bumerang bagi pengacara di depan hakim.
Pengcara Hotma Sitompoel mengakui kemewahan adalah salah satu strategi. Ia sendiri pernah menggunakan metode ini. Namun lama kelamaan, metode ini ditanggalkannya. Ia kini justru berkosentrasi untuk menyisihkan sebagian fee-nya untuk biaya operasional firma hukum yang digawanginya, Firma Hukum Mawar Sharon.
Sayang, Hotma tak mau menyebutkan fee terbesar yang pernah dia dapatkan dalam menangani perkara. Ia hanya memastikan jumlah ini cukup besar.
Pengacara Ruhut Sitompul, mengakui fee pengacara memang besar. Dia pernah mendapatkan fee hingga miliaran rupiah saat menangani satu perkara. Namun penghasilan ini takkan cukup untuk membiayai kemewahan.
Ruhut mengaku keluarganya berkecukupan sehingga mampu membeli mobil mewah dan berpakaian mahal. "Sejak SMP saya sudah pegang mobil pribadi, saya itu masih saudara sama Jenderal Maraden Panggabean," akunya. (dtc)