Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
MedanBisnis - Bandung - Pemprov Jawa Barat merencanakan meresmikan museum Gedung Sate pada 8 Desember tahun ini. Museum yang akan menampilkan ragam sejarah Gedung Sate tersebut diharapkan menjadi destinasi wisata edukasi baru di Kota Bandung.
Museum seluas 500 meter persegi itu berada di lantai dasar Gedung Sate, Jalan Diponegoro, Kota Bandung. Setelah hampir dua tahun pengerjaanya, museum Gedung Sate akan segera hadir di tengah masyarakat Indonesia khususnya warga Jabar.
"Museum ini dirancang dari dua tahun ya, karena kita juga cari informasi (riset) sampai ke Belanda dan beberapa museum perpustakaan di sana. Sehingga terwujud seperti sekarang ini," kata Wakil Gubernur Jabar Deddy Mizwar usai kunjungan ke museum Gedung Sate, Rabu (29/11/2017).
Demiz sapaan Deddy Mizwar mengatakan, tujuan dibangunnya museum ini tak lain untuk memfasilitasi masyarakat tentang sejarah Gedung Sate. Mengingat Gedung Sate merupakan salah satu peninggalan sejarah yang jadi ikon Jabar.
Menurutnya, hampir setiap hari banyak wisatawan menyempatkan waktunya untuk melihat-lihat wujud Gedung Sate dari luar. Kehadiran museum ini diharapkan bisa menjadi daya tarik lain meningkatkan sektor pariwisata.
"Ini sebagai bentuk pelayanan kepada masyarakat (wisatawan) yang ingin mengtahui sejarah gesat. Museum ini ada unsur edukasi dan rekreasi. Orang yang pengen tau sejarah gesat bisa mengetahuinya secara menyeluruh dan menyenangkan," tutur dia.
Ia menuturkan informasi yang akan disajikan dalam museum ini juga akan ditampilkan menggunakan teknologi digital. Sehingga, sambung dia, konten yang ditampilkan mudah dipahami oleh masyarakat dari berbagai kalangan mulai anak-anak hingga orang tua.
Tidak hanya itu, kata dia, konten yang ada di dalam museum bisa diperbaharui apabila ada kesalahan atau penemuan baru. Sehingga, sambung dia, informasi sejarah yang disuguhkan tidak keliru dan sesuai fakta keilmuan.
"Kita memulai dulu dengan data yang ada, karena berbicara sejarah enggak akan ada habisnya, selalu digali dengan pendekatan-pendekatan keilmuan. Intinya ada sentuhan teknologi dan unsur hiburan. Jadi belajar sejarah akan menyenangkan," jelas dia.
Arsitek museum Gedung Sate Ade Garnandi mengatakan museum ini dibangun dengan kombinasi konsep modern dan tradisional. Meski dipermudah dengan teknologi canggih, esensi sejarah Gedung Sate tetap tersampaikan melalui dekorasi yang ada.
"Kami butuh waktu 1 tahun lebih untuk riset konten untuk museum ini. Kami juga terinspirasi dari museum-museum di berbagai negara. Tapi sisi modern dan tradisionalnya tetap ada," ungkap dia.
"Jadi museum ini terbagi menjadi tiga area, ada area pembuka, area utama dan wahana bermain. Rencananya tanggal 8 Desember akan kami resmikan," kata Demiz menambahkan. dtc