Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
MedanBisnis - Karangasem. Gunung Agung masih bererupsi namun sudah berkurang mengeluarkan asap kelabu. Asap gunungapi setinggi 3.142 Mdpl itu kini berwarna putih yang bersumber dari uap air.
Berdasarkan laporan pengamatan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Jumat (1/12) periode 00.00-06.00 WITa, asap kawah bertekanan lemah hingga sedang teramati berwarna putih dan sedikit kelabu. Intensitas awan sedang dengan ketinggian hingga 2.000 meter dari puncak kawah.
"Kalau sekarang (lebih banyak) uap air ya, tapi material vulkanik (abu) masih kelihatan. Jadi sudah freatik (letusan karena tekanan uap air) dan magmatik, walau freatik sudah membawa material magmatik. Kalau sekarang yang asap warna putih persentase uap airnya lebih banyak," kata Kepala PVMBG Kasbani di Pos Pengamatan Gunung Agung, Rendang, Karangasem, Bali.
Asap yang mengarah ke timur-timur laut diduga dipicu oleh aktivitas Badai Cempaka dan Badai Dahlia di selatan Pulau Jawa. Sinar api dari lava yang berada di dalam kawah juga masih teramati.
"Pembentukan badai itu tidak terkait langsung tapi mempengaruhi pergerakan abu. Kalau semburannya ke atas dan dia bergerak ke timur laut dipengaruhi arah angin," ujar Kasbani.
Sementara kegempaan tremor overscale sudah tiga kali tercatat oleh seismograf PVMBG di Rendang. Kasbani menegaskan overscale ini menandakan adanya tekanan magmatik yang mendorong kuat ke atas.
"Lava sudah memenuhi lantai kawah dan kantong magma berada 4 kilometer di bawah kawah tapi dia naik terus. Kalau letusan efusif maka lava hanya keluar tapi kalau tekanan gasnya masih banyak dan terus bertambah maka bisa ada kemungkinan eksplosif," ucap Kasbani.
Terkait berkurangnya intensitas asap Gunung Agung dibandingan 3 hari lalu, Kasbani menyatakan hal itu biasa terjadi. Tebal atau tidaknya asap yang dikeluarkan selalu fluktuatif namun bukan berarti aktivitas gunungapi tersebut menurun.
"Itu biasa, fluktuatif dalam kondisi ini. Tapi intinya aktivitas masih tinggi, gempa tremor overscale saja sudah tercatat tiga kali," ungkap Kasbani. (dtc)