Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
MedanBisnis - Banjarnegara. Tingkat pernikahan dini di Banjarnegara dinilai masih tinggi. Pada tahun 2017, dari jumlah pernikahan yang ada di Banjarnegara tercatat 30 persennya dilakukan oleh pasangan di bawah umur.
Kepala Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DPPKB P3A) Banjarnegara, Puji Astuti mengatakan pernikahan dini masih marak di Banjarnegara. Saat ini, Banjarnegara masih menduduki peringkat 4 terbawah di Jawa Tengah untuk angka pernikahan dini.
"Biasanya yang mempengaruhi karena faktor pendidikan dan kemiskinan. Kalau di desa-desa anak perempuan yang putus sekolah bingung mau apa biasanya dinikahkan," ujarnya saat integrasi kampung KB di Desa Dawuhan Kecamatan Madukara, Senin (18/12/2017).
Selain itu lanjut Puji, penyebab pernikahan dini karena hamil di luar nikah. Menurutnya, penyebab ini biasanya diloloskan saat sidang dispensasi di Pengadilan Agama. Padahal, pernikahan dini menjadi salah satu penyebab angka kematian ibu dan bayi.
"Secara kualitas keluarga belum memenuhi jika usianya belum cukup. Makanya kami terus melakukan upaya agar kesadaran warga untuk tidak nikah dini meningkat," kata dia.
Di tempat yang sama, Komisi IX DPR RI Amelia Anggraini menambahkan upaya pendekatan untuk memberikan pemahaman soal keluarga berkualitas harus terus dilakukan. Apalagi di Banjarnegara jumlah kematian ibu dan bayi serta pernikahan di bawah umur masih tinggi.
"Harus ada pendekatan sosial budaya untuk mengubah kulture yang ada di masyarakat. Bahwa keluarga berencana tidak hanya soal 2 anak cukup namun harus ada perencanaan agar jadi keluarga yang berkualitas," tuturnya. (dtc)