Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Jakarta. Gaya rambut skin fade dan dikuncir Wakil Wali Kota Palu Sigit Purnomo Syamsuddin alias Pasha 'Ungu' ramai diperbincangkan netizen. Pasha mengaku tak masalah jika diminta untuk cukur rambut.
"Ya nggak ada masalah, solusinya tinggal potong rambut juga nggak ada masalah," kata Pasha kepada detikcom, Senin (22/1/2018).
Meski begitu, Pasha tak mau ambil pusing soal pendapat netizen. Karena tak merasa melanggar aturan, ia baru akan mengambil langkah cukur rambut jika benar-benar diperintah oleh atasannya.
"Masa iya karena netizen, nanti kalau baju aa kesempitan, terus aa beli baju yang agak longgar kok jadi netizen yang merintah kita. Terus besok kalau aa pakai celana agak ngatung kok pakai ngatung, hidup kita jadi nggak ada prinsip, terkesan kita ini diatur-atur netizen yang notabene kita nggak kenal siapa netizen," bebernya.
"Kalau misal pak wali memerintahkan kita mencukur rambut ya kita tidak mempermasalahkan," ucap Pasha.
Suami Adelia Wilhelmina itu pun meminta masyarakat tak mempersoalkan gaya rambutnya. Menurutnya banyak tugasnya sebagai kepala daerah yang lebih penting untuk diperhatikan.
"Masa iya Pak Mendagri kamu suruh ngurusin rambut, masih banyak yang harus dikerjakan. Mohon maaf, pemerintah ini banyak kerjaan, kita sekarang lagi menyelesaikan persoalan PLTU kota Palu ada tuntutan-tuntutan masyarkat," jelasnya.
"Kita kerja loh, malah ngomongin rambut. Ngapain sih, kayak nggak ada kerjaan rambut aja diomongin," sambungnya.
Pasha mengatakan ia pun tak pernah dikuncir ketika bekerja. Ia juga mengaku sering memakai kopiah, tapi bukan untuk menutupi gaya rambutnya.
"Nggak (dikuncir), biasa aja. Kalau kopiah memang dari dulu suka pakai kopiah, cuma tergantung kalau kopiah dipakai di kantor di ruang rapat, kalau di lapangan aa pakai (topi) PDL," jelasnya.
Soal topi PDL, dipakai Pasha karena lebih banyak bekerja di luar ruangan. Lagi-lagi ia tak mau pusing soal gaya rambut yang disorot netizen."Kami ini orang lapangan (pakai topi), memang kalau ada kegiatan di kantor seperti tanda tangan berkas, nerima tamu baru kami di ruangan. Kalau nggak kami sehari-hari di lapangan, pengawasan, cek hasil kerja 2017, proyek jalan, drainase, penanaman pohon itu kami cek semua di lapangan," paparnya. (dtc)