Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Bandung. Dua pekan terakhir di seputaran Bandung Raya, Jawa Barat, terjadi aksi orang diduga gila yang menganiaya ulama. Bahkan kejadian itu mengakibatkan seorang ustaz meninggal dunia. Insiden tersebut membetot perhatian publik. Bakal calon wakil gubernur Jabar Uu Ruzhanul Ulum menilai Jabar tetap kondusif, terutama menjelang Pilkada 2018.
Kasus pertama dialami KH Umar Basri pimpinan pondok pesantren Al Hidayah Cicalengka yang dianiaya di dalam masjid oleh pria diduga gila. Selanjutnya kasus penganiayaan terhadap ustaz Prawoto (40) Komandan Brigade Persatuan Islam (Persis) dianiaya tetangganya sendiri Asep Maftuh (45) yang diduga mengalami gangguan jiwa hingga tewas.
Uu mengatakan Jabar saat ini cukup kondusif terlepas dari sejumlah gangguan keamanan yang terjadi belakangan. Namun, khususnya menjelang Pilkada serentak tahun ini, dia menyakini masyarakat Jabar semakin dewasa dalam berdemokrasi.
"Jabar tetap aman tercermin dengan even politik desa, kabupaten/kota dan Jabar hingga Pilpres sampai hari ini tidak ada hura hara. Karena masyarakat Jabar semakin pintar berpolitik dan memilih pemimpin yang baik," ucap Uu saat dihubungi via telepon genggam, Rabu (7/2/2018).
Uu menilai adanya penafsiran politik dari masyarakat mengenai insiden orang diduga gila menganiaya tokoh agama ini merupakan hal yang wajar. Sebab, sambung dia, setiap kebijakan pemerintah bila dilihat melalui kacamata politik selalu melahirkan berbagai kesimpulan.
"Adanya penafsiran masyarakat hal wajar, karena politik tidak lepas dari penafsiran. Apapun keputusan pemerintah kalau ditafsirkan dalam politik pasti muncul berbagai kesimpulan, termasuk wacana Pj gubernur Jabar dari kepolisian," ujar Uu.
Menurut dia, munculnya penafsiran ini tak lepas dari adanya kekhawatiran berlebihan pemerintah pusat terhadap kondisi keamanan di Jabar. Sebab, Uu melanjutkan, alasan Mendagri Tjahjo Kumolo mengusulkan Pj gubernur dari polisi lantaran Jabar rawan saat Pilkada.
"Pemerintah pusat juga jangan berprasangka buruk kepada masyarakat Jabar. Jangan dianggap Pilkada mau ramai-ramai jadi alasannya dari pihak kepolisian, kalau memang mau dari kepolisian mangga saja tapi jangan ada anggapan tidak aman," tuturnya.
"Saya pribadi tidak masalah (Pj gubernur Jabar) mau dari polisi atau ASN, asalkan sesuai dengan aturan yang berlaku," ucap Uu menambahkan. (dtc)