Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Semarang. Guru SMK yang dilaporkan ke polisi oleh orangtua siswa di Semarang sudah damai. Mereka akan mencabut laporan di Polrestabes Semarang terkait penamparan yang dilakukan oknum guru tersebut.
Orang tua siswa, Agung Cahyono, oknum guru berinisial PR dan Kepala Sekolah, Almiati sudah bertemu di sekolahan siang tadi dan menyelesaikan masalah secara kekeluargaan.
"Sudah selesai secara kekeluargaan," kata Almiati saat ditemui detikcom, Rabu (7/2/2018).
Waka Kesiswaan, Rubidarto menambahkan kesepakatan sudah dibuat dan siswa berinisial CR yang dimaksud juga sudah masuk sekolah seperti biasa.
"Mediasi sudah maksimal, orangtua siswa dan guru sudah saling memaafkan," tandas Rubidarto.
Sudah disepakati hari Jumat (9/2) mendatang orangtua siswa dan guru yang dilaporkan akan ke Polrestabes Semarang untuk mencabut laporan.
"Besok Jumat akan mencabut laporan," pungkasnya.
Untuk diketahui orangtua CR melaporkan PR karena anaknya ditampar dan dijambak di pinggir Jalan Wonodri Semarang hari Rabu (31/1) lalu. Peristiwa itu direkam oleh seseorang dan viral. Hari Sabtu (3/2) lalu ayah, Agung didampingi pengacara melaporkan PR ke polisi.
Rubidarto menambahkan, PR juga sudah mendapatkan teguran karena melakukan penamparan. Namun hal itu sebenarnya untuk memberikan pendidikan dan mencegah kenakalan yang dilakukan siswanya.
"Pak guru ini juga sudah ditegur. Dia ini memang karakter suaranya keras, tapi tetap ditegur karena ada penamparan," pungkas Rubidarto.
Sementara itu PR juga sudah menyampaikan maaf kepada orangtua CR. Ia mengaku maksud dirinya melakukan itu untuk mencegah aksi nakal yang bisa dilakukan siswanya pulang sekolah dan ternyata di handphone siswa ada video porno. Ia merasa sebagai guru wajib mendidik siswanya.
"Ya karena banyak kisruh anak-anak sekolah, kita coba cegah itu. Saat itu saya hampiri dia buang rokok, saya periksa handphone untuk mengetahui dia janjian dengan teman-temannya atau tidak. Terjadi perebutan itu," ujar PR.
Kedua belah pihak kini sudah damai dan sekolahan menjamin siswa tersebut akan mengikuti pelajaran seperti biasa. Kekhawatiran soal nantinya siswa itu akan menerima perlakuan beda dipastikan sekolah tidak akan terjadi. (dtc)