Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Washington DC. Pemimpin kelompok radikal Islamic State of Iraq and Syria (ISIS), Abu Bakr al-Baghdadi, dilaporkan mengalami luka-luka akibat serangan udara di Suriah. Ini merupakan informasi terbaru terkait kondisi Baghdadi yang beberapa kali dilaporkan tewas.
Dituturkan sejumlah pejabat Amerika Serikat (AS) yang berbicara secara eksklusif kepada CNN, seperti dilansir pada Selasa (13/2), akibat luka-luka ini, Baghdadi terpaksa 'melepaskan' kendali harian atas ISIS selama lima bulan. Luka-luka ini dialami Baghdadi akibat serangan rudal pada Mei 2017.
Menurut para pejabat AS yang enggan disebut namanya itu, badan-badan intelijen AS telah melakukan penyelidikan dengan keyakinan tinggi bahwa memang Baghdadi berada di dekat Raqqa, Suriah saat serangan rudal mengenai posisinya pada Mei 2017 lalu.
Penyelidikan ini didasarkan pada laporan dari para tahanan ISIS dan pengungsi di Suriah bagian utara, yang muncul beberapa bulan setelah serangan udara terjadi.
Luka-luka yang dialami Baghdadi tidak membahayakan nyawanya, namun membuatnya tidak bisa melanjutkan komando operasi harian ISIS. Saat itu, ISIS mulai kehilangan kendali atas Mosul di Irak dan markas ISIS di Raqqa, Suriah dikepung pasukan milisi yang didukung koalisi AS.
Tidak diketahui pasti apakah Baghdadi terkena serangan terarah, atau dia menjadi korban salah sasaran. Tidak diketahui juga siapa yang menembakkan rudal yang mengenai posisi Baghdadi itu.
Para pejabat AS ini mengaku tidak tahu pasti waktu serangan yang mengenai Baghdadi. Mereka juga mengaku tidak yakin jika ada pesawat tempur koalisi AS yang terlibat serangan itu. Soal dugaan Baghdadi terkena serangan udara Rusia, para pejabat ini juga mengaku tak tahu.
"Ada serangan terisolasi oleh Rusia di Raqqa, tapi tidak ada kerangka waktunya, kami tidak tahu jika itu serangan kami," ucap seorang pejabat AS.
Beberapa waktu lalu, otoritas Rusia menyebut Baghdadi tewas dalam serangan udara mereka di dekat markas ISIS di Raqqa, Suriah pada Mei 2017. Klaim itu memicu keraguan. Rekaman audio berisi suara Baghdadi yang muncul pada 28 September 2017 seolah mematahkan klaim Rusia.
Dalam rekaman audio berdurasi 46 menit yang dirilis sayap media ISIS, Al-Furqan, Baghdadi menyinggung sejumlah peristiwa terbaru, seperti ancaman Korea Utara (Korut) terhadap Jepang dan AS, juga direbutnya kembali kota Mosul oleh pasukan Irak yang didukung AS pada Juli 2017.
Para pengamat memperingatkan bahwa berbagai laporan soal kematian Baghdadi harus ditangani dengan keragu-raguan karena banyaknya laporan palsu semacam itu. Sejauh ini Baghdadi baru muncul ke publik dalam satu kesempatan, yakni pada Juli 2014, di Masjid Al-Nuri, Mosul. (dtc)