Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Mojokerto. Sebuah batu prasasti ditemukan warga di sungai Dusun/Desa Tempuran, Sooko, Kabupaten Mojokerto. Batu berukir ini diperkirakan peninggalan era Majapahit awal.
Batu prasasti ini ditemukan di bawah tanggul sungai Dusun Tempuran. Batu berdiameter sekitar 80 cm ini bebentuk segi enam. Namun untuk saat ini hanya separuh bagian batu yang terlihat jelas sementara bagian lainnya masih tertimbun tanah.
Di permukaan batu itu juga terlihat ukiran berupa simbol-simbol. Di antaranya simbol menyerupai huruf S, lingkaran, simbol payung dan panah. Sementara di kanan dan kirinya, terdapat struktur dari bata merah yang memanjang sekitar 12 meter.
Kepala Desa Tempuran Durman mengatakan, benda purbakala ini ditemukan warga bertahun-tahun yang lalu. Selama ini keberadaan batu tersebut dibiarkan di sana lantaran dirasa aman.
Namun dalam kurun tahun 1993-1994, batu umpak di situs tersebut raib dicuri orang. Khawatir kejadian serupa terulang, pihaknya melapor ke Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jatim.
"Sampai sekarang kami tidak tahu umpak itu ada di mana. Makanya ini akan kami laporkan ke BPCB, agar tidak diambil orang lagi," katanya kepada wartawan di lokasi, Rabu (28/3/2018).
Terkait ukiran simbol-simbol di permukaan batu, Durman mengaku sudah mewarnai batu tersebut sejak ditemukan. "Simbolnya dari dulu ya seperti itu. Kami juga tidak tahu artinya dan itu simbol apa. Kami sampai saat ini hanya bisa menjaga benda-benda ini agar tidak diambil orang," ujarnya.
Kasi Perlindungan Pengembangan dan Pemanfaatan BPCB Jatim Edhi Widodo menuturkan, pihaknya telah meninjau temuan batu prasasti ini. Menurutnya, ukiran simbol-simbol pada batu prasasti mirip dengan situs di Trawas, Mojokerto.
"Simbol-simbol persis yang kami temukan di situs Trawas. Kemungkinan peninggalan Majapahit awal, eranya Raden Wijaya," terangnya.
Edhi menambahkan, pihaknya akan melakukan pemindahan jika ada potensi penjarahan terhadap batu prasasti tersebut. "Kami upayakan kalau rawan kami minta izin untuk dipindahkan ke museum," tandasnya. (dtc)