Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Jakarta. Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI) angkat bicara soal simpang siur informasi terkait perayaan Paskah di Monas. Menurut PGI, Monas sebagai ruang publik terbuka seharusnya tidak dijadikan lokasi perayaan keagamaan.
"Lapangan Monas sebagai ruang publik yang terbuka untuk semua dan sebaiknya dihindari dari penggunaan yang dapat memicu sentimen-sentimen agama, suku dan ras. Sebagai 'pekarangan depan' Istana Negara, sangatlah tidak elok melakukan pengerahan massa di tempat tersebut untuk kepentingan kelompok agama, suku dan ras tertentu," kata Kepala Humas PGI, Jeirry Sumampow seperti dikutip dari situs resmi PGI, Sabtu (31/3).
Penjelasan itu diberikan terkait cuitan dari Twitter PGI yang membalas sebuah poster ajakan perayaan Paskah di Monas pada Minggu (1/4) mendatang. Poster itu berjudul 'GBI Glow Fellowship Centre Paskah Bersama II 2018' dengan tema 'Kekuasaan dan Kedahsyatan daripada Tuhan'
Dalam poster itu, perayaan Paskah bakal dibawakan oleh Pdt Gilbert Lumoindong. Selain itu, dalam poster tersebut tertulis pula bakal ada sambutan dari Gubernur DKI Jakarta, Kapolda Metro Jaya dan Pangdam Jaya.
"Rayakanlah Paskah di berbagai gedung gereja yang sudah tersedia, dan biarlah Monas menjadi ruang sosial bagi keluarga dan anak. Mari kita jaga suasana di tahun politik ini agar kehidupan demokrasi kita semakin dewasa," tulis Twitter PGI menanggapi poster itu.
Selain memberi penjelasan soal sikap PGI terkait kegiatan keagamaan di Monas, Jeirry juga menjelaskan soal penghapusan cuitan tersebut dari akun Twitter PGI. Menurutnya, penghapusan tweet itu untuk menghentikan polemik yang terjadi.
"Penghapusan tuitan di Twitter PGI lebih didorong oleh upaya menghentikan polemik yang sudah melebar kemana-mana, dan menimbulkan kebingungan dan ketidak-nyamanan beberapa pihak. Penghapusan tersebut tidak dapat diartikan sebagai bentuk dukungan terhadap rencana Perayaan Paskah tersebut," ujar Jeirry.
Ia juga menyatakan pihak PGI sudah beberapa kali menyampaikan sikap tersebut kepada Pdt Gilbert. Ia juga menyatakan Sekum PGI secara pribadi sudah meminta maaf kepada Pdt Gilbert terkait ketidaknyamanan yang disebabkan cuitan dari Twitter PGI.
"Sekum PGI telah beberapa kali menyampaikan hal ini kepada Pdt. Gilbert Lumoindong seraya memohon untuk memikirkan kemungkinan mencari lokasi lain untuk Perayaan Paskah tersebut yang lebih dapat diterima oleh semua pihak," ucapnya.
"Permohonan maaf oleh Sekum PGI disampaikan dalam komunikasi privat dengan Pdt. Gilbert Lumoindang terkait dengan ketidaknyamanan yang dirasakan oleh sebagian warga jemaatnya karena tuitan di Twitter PGI tersebut," pungkas Jeirry.(dtc)