Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Yogyakarta. Keraton Yogyakarta menggelar upacara tingalan jumenengandalem atau peringatan penobatan/kenaikan tahta Sri Sultan. Untuk upacara tersebut, wisata di Keraton Yogyakarta ditutup khusus hari ini, Minggu (15/4).
"Hari ini tutup wisatanya, besok sudah buka lagi," kata Wakil Penghageng Tepas Tandha Yekti Keraton Yogyakarta, KPH Yudahadiningrat, di Keraton Yogyakarta.
Hari ini upacara yang dilakukan adalah Sugengan yaitu memohon kepada Tuhan agar diberikan berkah keselamatan, kesejahteraan dan semua berkah lainya. Acara Sugengan ini tepat dilakukan pada hari Penobatan Sultan.
Upacara ini dilaksanakan di Bangsal Kencana, dengan didahului pawai abdidalem menyiapkan ubarampe (perlengkapan) labuhan atau sesaji untuk disemayamkan di Gedhong Prabayeksa.
Setelah Sugengan kemudian dilakukan upacara Labuhan pada hari Senin (16/4) dan Selasa (17/4). Karena tahun ini adalah tahun Dal maka dilakukan Labuhan Ageng dengan mengantar sesaji ke 4 lokasi yaitu di Pantai Parangkusumo, Gunung Merapi, Gunung Lawu dan di Dlepih.
"Yang di Dlepih hanya setiap 8 tahun sekali pada tahun Dal," kata KPH Yudahadiningrat.
Dijelaskan, kawasan Dlepih di Tirtomoyo, Wonogiri, adalah tempat yang digunakan oleh pendiri dinasti Mataram, Panembahan Senopati, melakukan ritual ketika masih muda. Di Dlepih tersebut terdapat sungai besar, batu gilang dan blumbang telaga alam yang digunakan Panembahan Senopati untuk latihan fisik dan menyelam.
"Blumbang itu tempat latihan fisik Panembahan Senopati. Dulu latihannya dengan berlian besar dilempar di tengah sungai, kemudian dicari dengan cara menyelam. Berliannya sekarang ada di dalam Keraton," terangnya.
Sementara itu, ubarampe untuk labuhan telah disiapkan dan besok pagi (Senin) akan diberangkat 4 lokasi untuk dilabuh. Ubarampelabuhan antara lain berisi potongan kuku, potongan rambut, pakaian dan lain-lain.
Sri Sultan Hamengku Buwono X naik tahta pada hari Selasa Wage tanggal 29 Rejeb Wawu 1921 atau bertepatan dengan tanggal 7 Maret 1989. Berdasarkan penanggalan Jawa maka tahun ini Sri Sultan genap bertahta selama 30 tahun.(dtc)