Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Jakarta. Nilai tukar dolar Amerika Serikat (AS) kembali mencatatkan penguatan terhadap rupiah pagi ini. Dolar AS pagi ini tercatat berada di Rp 13.910, lebih perkasa dibanding hari sebelumnya di Rp 13.890.
Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Rosan P Roeslani mengatakan tingginya nilai tukar dolar AS terhadap rupiah tersebut membuat pengusaha pada sektor farmasi, kimia, serta makanan dan minuman (mamin) menjadi pusing.
"Kalau pengusaha batubara sih seneng. Dia jual US$ cost rupiah. Tapi perusahaan kimia, farmasi, mamin, pusing," kata Rosan ditemui di Jakarta, Kamis (26/4).
Rosan mengatakan hal itu lantaran komponen produksi yang digunakan untuk sektor tersebut berasal dari impor.
"Karena kan komponen barang impor masih sangat tinggi. Jadi kita ga bisa sama ratakan perusahaan mana saja yang akan berdampak," kata dia.
Secara umum, Rosan mengatakan tingginya dolar AS membuat para pengusaha sulit dalam menentukan rencana ke depan. Dia bilang tingginya nilai dolar pasti berdampak pada seluruh sektor.
"Itu buat pengusaha dalam planning semakin susah. Dan itu apalagi kalau kenaikan signifikan pasti akan pengaruhi setiap perusahaan," jelasnya.
Dengan tingginya nilai dolar AS yang hampir menyentuh angka Rp 14.000 saat ini dinilai sulit untuk bisa mengembalikannya ke poin semula, yakni berada di kisaran Rp 13.500. Perlu intervensi yang kuat dari pemerintah agar dolar bisa kembali normal.
"Secara rerata pengennya Rp 13.500-13.800 lah. Di level begini sih akan susah kembali ke Rp 13.500 akan berat," tuturnya. (dtf)