Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Kabupaten Bandung. Duka menyelimuti rumah duka Kapten CPM Mochammad Azan Supriadi di Kabupaten Bandung, Jawa Barat. Ia dan anaknya, Nazla Syariah (10), tewas mengenaskan akibat insiden kebakaran di asrama Asrama Denintel Korem 102, Kota Palangkaraya, Kalimantan Tengah (Kalteng).
Informasi dihimpun, perwira TNI dan putrinya ini terjebak sewaktu api berkobar besar melalap rumah dinas yang mereka huni. Kebakaran maut tersebut terjadi Jumat (4/5) malam.
Haru menggelayut saat jenazah keduanya tiba di rumah duka, Kampung Rancakuya 04/02, Desa Sangiang, Kecamatan Rancaekek, Kabupaten Bandung, Sabtu (5/5), sekitar pukul 17.00 WIB. Salah satu adik korban, Agustian mengatakan, pihak keluarga mendapatkan kabar duka tersebut pada Sabtu dini hari tadi, sekitar pukul 02.301 WIB.
Kabar tersebut disampaikan kakak Agustian lainnya yang berdomisili di Kota Cimahi, Jawa Barat. "Kakak langsung menghubungi ke telepon rumah," kata Agustian.
Menurut Agustian, Azan merupakan anak ketiga dari lima bersaudara dan Azan satu-satunya berprofesi TNI. Dia sempat berjumpa kakaknya tersebut satu bulan lalu.
"Sebulan yang lalu (Azan) ke sini, sekaligus melakukan prapendidikan sertifikasi kenaikan pangkat di Denpom Cimahi," ujar Agustian.
Jasad Azan dan Nazla diantar dua unit ambulans dengan pengawalan personel Pomdam III Siliwangi dan Pomdam XII Palangkaraya. Isak tangis keluarga dan kerabat tidak terbendung selagi sejumlah orang menurunkan dua peti jenazah menuju ke dalam rumah duka.
Tak lama, jasad keduanya disalatkan di masjid setempat. Setelah itu, jenazah ayah dan anak itu langsung dikubur di TPU Rancakuya. Seratusan orang turut mengantar jenazah ayah dan anak itu ke tempat peristirahatan terakhir. Prosesi pemakaman perwira TNI tersebut menjelang petang dan tanpa upacara militer.
Di mata keluarga, sosok Azan rendah hati dan sederhana. "Kalau ke Bandung tidak pernah pakai seragam dan memperlihatkan sebagai anggota TNI. Sosoknya panutan keluarga, sayang ke orangtua, dan tidak gengsi kalau ke sawah ikut ke sawah, karena ayah sebagai petani," ujar Agustian. (dtc)