Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Jakarta. Cendekiawan Muslim Dawam Rahardjo meninggal dunia pada usia 76 tahun. Semasa hidupnya Dawam dikenal sebagai sosok yang kritis dan mendukung pluralisme. Dawam bahkan mendapatkan penghargaan Yap Thiam Hien pada 2013.
Yap Tiam Hien diberikan oleh Yayasan Pusat Studi Hak Asasi Manusia kepada tokoh-tokoh yang berjasa besar dalam upaya penegakan hak asasi manusia (HAM) di Indonesia.
Dawam lahir di Solo, Jawa Tengah pada 20 April 1942. Dia meraih gelar sarjana dari Fakultas Ekonomi Universitas Gadjah Mada (UGM). Lulus UGM, ia aktif berkarier di dunia pendidikan. Dia sempat menjadi Direktur LP3ES, Rektor Universitas Islam 45 Bekasi, hingga Ketua Tim Penasihat Presiden BJ Habibie pada 1999.
Dawam juga sempat menjabat sebagai Ketua Ikatan Cendikiawan Muslim pada 1995 hingga 2000 lalu. Dawam juga aktif tergabung dalam Aliansi Masyarakat Madani untuk Kebebasan Beragama dan Berkeyakinan yang dibesut Abdurrahman Wahid (Gus Dur).
Di luar kariernya, Dawam dikenal sebagai tokoh yang sangat konsisten memperjuangkan pluralisme di Indonesia. Kepergiannya meninggalkan kehilangan mendalam bagi bangsa ini. Presiden Joko Widodo mengenang Dawam sebagai sosok pemikir yang tajam dan konsisten melawan diskriminasi. "Kita sangat kehilangan beliau," tutur Jokowi.
Mendikbud Muhadjir Effendy memberi testimoni serupa. "Ya saya rasa seluruh masyarakat Indonesia terutama yang sangat mendukung mensuport asas-asas pluralisme kebinekaan merasa kehilangan dengan meninggalnya Prof. Dawam Rahadjo ini," kata Muhadjir di rumah duka Jalan Kelapa Kuning III, Duren Sawit, Jakarta Timur, Kamis (31/5) .
Dalam pembelaannya terhadap pluralisme, Dawam termasuk vokal membela jemaat Ahmadiyah dan pengikut Lia Eden. Dawam ikut memprotes penyerangan Kampus Mubarak Jemaat Ahmadiyah pada 2005 silam.Dawam bahkan meminta agar Menteri Agama kala itu, Maftuh Basyuni diganti sebab menyatakan ajaran Ahmadiyah sesat.
"Ahmadiyah di Parung telah berdiri sekitar 80 tahun, kok baru sekarang dipersoalkan. Penjelasan saya dari analisis sosial dan politik bahwa sekarang ini memang telah terjadi proses radikalisme gerakan Islam," kata Dawam kepada wartawan di Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia (YLBHI), Jl Diponegoro, Jakarta, Senin (18/7/2005) silam.
Dawam juga pernah mengancam akan mengirimkan somasi terhadap Presiden SBY jika Lia Aminuddin, pemimpin komunitas itu, dijebloskan ke penjara. "Dan kalau itu tidak bisa diatasi, kita akan mengajukan somasi langsung ke presiden, bahwa presiden telah melanggar konstitusi. Ini tidak main-main, ini serius," ujar Dawam sebelum persidangan Lia di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, Jalan Gajah Mada, Jakarta, Rabu (19/4/2006).(dtc)