Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Jakarta. Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno memamerkan gerakan One Kecamatan One Centre for Entrepreneurship (OK OCE) di depan warga Bekasi Timur. Sandi mengaku bangga dengan gerakan OK OCE yang terus meluas.
Hal itu disampaikan Sandiaga saat menjadi pembicara dalam #2019JadiPengusaha: Sharing Inspirasi Bisnis dan Pelatihan Kewirausahaan di Binaul Ummah, Bekasi Timur, Jawa Barat.
"Saya bangga gerakan enterpreneurship sekarang sudah menebar. Di Jakarta ada gerakan OK OCE. Ada 200.000 lapangan kerja baru yang akan kita cipta melalui penciptaan 200.0000 pengusaha baru. Berbatasan dengan Bekasi ya," kata Sandiaga, di Bekasi Timur, Jawa Barat, Minggu (3/6/2018).
Sandiaga mengatakan, gerakan OK OCE itu dilatarbelakangi keinginannya untuk membuka lapangan pekerjaan sebanyak-banyaknya di Indonesia, khususnya Jakarta. Sandiaga memandang saat ini sangat sulit mendapatkan pekerjaan di Jakarta.
"Karena nyari kerja di Jakarta sekarang susah. Agar perekonomiannya bertumbuh, tumbuhya itu di atas nasional, (tumbuh) 7 persen, tapi menyisakan ketimpangan yang luar biasa. Yang kaya makin kaya, yang miskin turun menjadi prasejahtera. Jadi itu tanggung jawab kita," tuturnya.
Oleh sebab itu, Sandiaga melalui gerakan OK OCE, ingin memperluas lapangan pekerjaan di Indonesia. Meski sebelumnya, program tersebut banyak mendapat cibiran dari masyarakat.
"Banyak yang skeptis, ah ini cuma program kampanye. Ala-ala kampanye. Saya bilang tidak. Ini saya niatkan ibadah pada Allah SWT, jadi nggak jadi saya akan teruskan gerakan ini ke seluruh Indonesia," kata Sandiaga.
Sandiaga pun berharap tahun 2019 nanti akan muncul pengusaha-pengusaha baru yang tidak saja di Jakarta. Sandiaga menyebut sudah ada 37.000 pengusaha baru yang lahir dari gerakan OK OCE.
"Saya ingin 2019 insyaallah kita ciptakan pengusaha-pengusaha baru. Di Jakarta insyaallah 200.000, jadi tiap tahun ada 40.000 pengusaha baru per hari ini sudah tembus angka 37.000 pengusaha di Jakarta, berarti kita sudah hampir 85-90 persen," tuturnya.
Sandiaga kemudian berbagi pengalamannya saat awal mula menjadi pengusaha. Saat itu Ia 'meloncat' dari profesional menjadi pengusaha karena di-PHK (pemutusan hubungan kerja).
"Kalau tidak diberikan PHK saya tidak akan loncat menjadi seorang pengusaha," ungkapnya.
Sebelum di-PHK, Sandi mengaku terjebak dalam zona nyaman saat menjadi karyawan sebuah perusahaan. Hal itu membuat dirinya tidak dapat maju lebih tinggi dan hanya stagnan menjadi seorang karyawan.
"Di profesional itu gaji gede, tinggal di luar negeri, punya tunjangan mobil, tunjangan rumah tangga, dibayarin apartemennya, di umur masih 27 tahun akhirnya saya di PHK. Kalau tidak di PHK mungkin saya masih menjadi karyawan, masih menjadi profesional sampai sekarang," tuturnya.
Sandiaga pun mengaku bersyukur karena terkena PHK oleh perusahaannya yang saat itu mengalami kebangkrutan. Kata Sandi PHK saat ini selalu dianggap sebuah musibah.
"Tapi ternyata pengalaman saya PHK itu adalah hikmah, PHK itu adalah berkah. Musibah yang ternyata berujung pada berkah," ujarnya.
Sandi berharap orang-orang yang terkena PHK seperti dirinya untuk selalu mengambil hikmah dari PHK. Berkat PHK, ia dapat mandiri dengan mendirikan sebuah perusahaan di bidang keuangan bersama teman-temannya.
"Alhamdulillah usaha yang saya bangun tahun 1998 bersama beberapa teman-teman, namanya waktu itu Recapital, terus berubah menjadi Saratoga, dimulai dari tiga orang karyawan, hari ini kita sudah buka lapangan kerja bagi 30.000 karyawan. Murni karena Allah. Ada tangan-tangan halus yang selalu menuntun kita," tuturnya.
Dalam kesempatan itu, Sandi juga berbagi tips agar seorang pengusaha dapat berhasil. Tips pertama, pengusaha harus selalu inovatif. "Kedua risk taking. Saya waktu itu diambil risikonya oleh Allah, di-PHK in kalau nggak, nggak mungkin saya mau ambil risiko itu waktu itu. Semua kalian di sini bisa mengambil risiko sendiri, atau diambil risiko oleh destiny. Ketiga, seorang pengusaha itu proaktif. Pengusaha itu harus menjemput bola, tidak bisa menunggu," pungkas Sandi. (dtc)