Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Medan. Prihatin dengan situasi ideologi bangsa, yakni Pancasila berikut kebhinnekaan dan NKRI yang terus-menerus dirongrong oleh kelompok-kelompok yang ingin menciptakan kekacauan di Indonesia, Syarikat '98 memilih untuk tidak diam. Tetapi membangkitkan semangat kebangsaan yang berbasis pada cita-cita pendiri bangsa, Bung Karno, guna melawannya.
Syarikat' 98 merupakan kumpulan para mantan aktivis mahasiswa pejuang reformasi di era 1998 yang ikut menumbangkan Kekuasaan otoriter Soeharto. Di Sumatera Utara dipimpin Konrat Helman Panjaitan yang pernah menjadi aktivis kampus di Institut Teknologi Indonesia di Jakarta.
Dalam pernyataan tertulisnya kepada medanbisnisdaily.com, Jumat (29/6/2018), Konrat menyebutkan akhir-akhir ini terdapat gejala menguatnya tindakan atau aksi sejumlah kelompok di berbagai wilayah di Indonesia yang bertentangan dengan spirit menjaga keutuhan NKRI dan menjunjung tinggi nilai-nilai Pancasila.
Mulai dari tindakan anarkis di Mako Brimob Kelapa Dua oleh tahanan teroris yang mengakibatkan tewasnya sejumlah prajurit, peledakan gereja di Surabaya oleh pelaku yang berlatar belakang keluarga, ancaman pemboman gedung DPRD oleh mahasiswa Universitas Riau dan sebagainya.
"Tindakan-tindakan sejenis yang dilatarbelakangi pemikiran sempit suku, agama, ras dan antar golongan (SARA) di tahun politik ini juga mengemuka. Hal ini sangat mencemaskan karena bisa mendorong lahirnya perilaku-perilaku yang mendorong terciptanya sikap intoleransi, radikalisme dan terorisme," tegas Konrat.
Sesungguhnya, ujarnya, Wahid Institute pada penelitiannya tahun 2017 sudah mencemaskan betapa kuatnya ancaman radikalisme, intoleransi dan terorisme di Indonesia. Kesimpulan penelitian tersebut, sebelas juta penduduk Indonesia setuju dengan tindakan radikalisme. Sebanyak 600.000 pernah melakukan tindakan radikal.
Dia menyesalkan sikap ambigu para politisi khususnya anggota parlemen yang tidak bertindak konkrit atas sinyalemen tersebut untuk mencegah. Akibatnya tindakan liar berupa penyebaran ujaran kebencian meluas.
Konrat menyatakan kesepahamannya dengan rencana pelaksanaan Rembuk Nasional yang akan diselenggarakan di Monumen Nasional, Jakarta, pada 7 Juli 2018 mendatang. Akan hadir sebanyak 50.000 aktivis dari seluruh Indonesia di acara yang akan melahirkan pemikiran-pemikiran anti radikalisme, anti intoleran dan anti terorisme ini. Syarikat '98 Sumut akan terlibat dalam acara tersebut.
"Sebanyak 200 orang akan kami berangkatkan dari Sumut guna menghadiri Rembuk Nasional di Monas," ungkapnya.