Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Jakarta. Sebanyak 376 calon taruna dan taruni (catar) Akademi Kepolisian (Akpol) berebut kursi didik yang hanya berkapasitas untuk 250 orang di tahap seleksi tingkat akhir. Polri terus mengingatkan orang tua dan wali catar tidak tergoda tawaran pihak-pihak yang memberi janji surga, yaitu dapat meloloskan catar dengan syarat imbalan.
Selain melalui lisan, peringatan agar menjauhi praktek-praktek curang juga disampaikan melalui surat. Surat tersebut diteken oleh Asisten Kapolri bidang Sumber Daya Manusia (As SDM) Irjen Arief Sulistyanto dan di.
"Terobosan baru. Upaya soft approach dalam rangka rekruitmen Catar Akpol yang bersih dan transparan," kata Arief kepada detikcom, Jumat (6/7/2018).
Dalam surat tersebut, tertulis permohonan kepada orang tua dan wali catar agar menghormati proses seleksi yang bersih, transparan dan akuntabel. Panitia Pusat Seleksi Catar Akpol 2018 meminta orang tua dan wali catar untuk memberi dukungan kepada catar yang akan berjuang lebih keras di tingkat akhir.
"Proses seleksi akan dilakukan melalui serangkaian test secara ketat untuk memillh putra-putri Bapak/lbu dari calon-calon yang terbaik, dengan menerapkan prinsip bersih, transparan, akuntabel dan clear & clean dari praktek penyimpangan/KKN," tulis Arief dalam surat tersebut.
"Oleh karena itu sebagai orang tua, kami mohon untuk terus memberikan support dan doa restu kepada para Catar agar berjuang lebih keras dibandingkan saat test di Panitia Daerah," sambung dia.
Arief juga mengingatkan pakta integritas dan sumpah yang telah diikrarkan seluruh panitia seleksi, para orang tua/wali, serta catar sendiri. "Kami memohon bantuan dan kesadaran Bapak/lbu orang tua untuk bersama-sama kami dan para catar mematuhi dan memenuhi semua ikrar serta sumpah yang telah kita ucapkan," lanjut Arief.
Arief menekankan tiga hal yang menjadi poin dalam isi surat, pertama yaitu meminta para orang tua dan wali memotivasi catar untuk berjuang dengan kemampuan sendiri. Kemudian, meminta orang tua, wali serta catar tak termakan iming-iming lulus seleksi tingkat akhir dengan memberikan sesuatu.
"Jangan terpengaruh terhadap janji/ajakan oleh pihak pihak yang menjanjikan sanggup untuk membantu kelulusan dengan meminta imbalan, karena itu adalah penipuan. Tidak ada ruang/celah untuk praktek seperti ltu," tegas Arief.
Ketiga, memohon kepada orang tua atau wali catar agar tak meminta bantuan kepada pihak lain atau mengintervensi panitia seleksi demi kelulusan putra-putrinya.
"Mohon jangan diciderai perjuangan para catar saat ini dengan upaya meminta tolong kepada pihak lain/mengintervensi panitia ataupun dengan cara lain yang bisa merugikan putra/putri Bapak/Ibu dan Catar lainnya," tutur Arief. (dtc)