Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com-Amsterdam
Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) mengecam kompetisi kartun Nabi Muhammad yang akan digelar oleh politikus Belanda, Geert Wilders, yang dikenal anti-Islam. Wilders mengumumkan rencana menggelar kompetisi itu sejak bulan Juni lalu.
Seperti dilansir kantor berita Turki, Anadolu Agency, Rabu (25/7), Sekjen OKI, Yousef bin Ahmed Al-Othaimeen dalam pernyataannya menyebutnya sebagai langkah 'provokatif', yang hanya akan menebar benih kebencian di antara kalangan keagamaan.
"Kebebasan berbicara tidak berarti melukai perasaan seseorang...," ucap Al-Othaimeen saat mengutarakan kekhawatiran soal kompetisi kontroversial itu.
Bulan lalu, seperti dilansir Reuters, Partai Kebebasan atau PVV yang dipimpin Wilders, mengumumkan kompetisi kartun Nabi Muhammad itu kepada publik. Disebutkan partainya Wilders bahwa kompetisi itu akan digelar di kantor partainya di Gedung Parlemen Belanda.
Ditegaskan juga oleh Partai Kebebasan bahwa kompetisi itu telah disetujui oleh Badan Pemberantasan Terorisme Belanda atau NCTV. Dalam pemilu Maret lalu, Partai Kebebasan menempati peringkat kedua dan menjadi pemimpin oposisi di parlemen Belanda.
Kartunis Amerika, Bosch Fawstin, akan menjadi juri dalam kompetisi yang digelar partai-nya Wilders itu. Pada Mei 2015, Fawstin memenangkan kompetisi serupa di Garland, Texas pada Mei 2015.
Tanggal pasti digelarnya kompetisi kartun Nabi Muhammad itu belum diumumkan, namun diperkirakan pada musim gugur tahun ini. Partai Kebebasan menyatakan para kontestan yang ingin ikut serta bisa mulai mengirimkan karyanya ke email khusus yang dicantumkan pada akun Instagram resmi Wilders. Untuk kompetisi ini, Partai Kebebasan menawarkan hadiah uang sebesar 5 ribu Euro (Rp 83,3 juta) untuk pemenangnya.
Sosok Wilders telah sejak lama menuai kontroversi. Sebelumnya dia pernah menyerukan agar Alquran dilarang dan menyebut Islam sebagai keyakinan totalitarian. Tidak hanya itu, Wilders juga menyerukan agar masjid dan sekolah-sekolah muslim ditutup.
"Kebebasan berbicara terancam, khususnya bagi pengkritik Islam. Kita seharusnya tidak pernah menerimanya. Kebebasan berbicara adalah kebebasan kita yang paling penting," ucap Wilders beberapa waktu lalu. (dtc)