Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Ponorogo. Rencana untuk bersepeda dari Cilacap ke Ponorogo demi menghadiri wisuda putrinya ternyata sudah ada di benak Muhammad Juni (54) sejak lama.
Bahkan ia rela menabung untuk membeli sepeda onthel. Juni mengaku butuh waktu satu tahun agar bisa membeli sepeda klasik tersebut.
"Saat mengunjungi anak saya di Pondok Gontor, banyak santri yang pakai sepeda onthel. Saya berkeinginan beli sepeda jenis serupa," tutur warga Desa Kesugihan Kidul, Kecamatan Kesugihan, Cilacap ini kepada detikcom, Kamis (26/7/2018).
Juni pun mengaku mengumpulkan uang dari hasil gajinya menjadi perangkat desa. "Setelah saya beli, terus saya modifikasi dengan tambahan dua kantong di belakang, sebagai wadah kalau saya bawa barang-barang," jelasnya.
Bahkan untuk mempersiapkan fisik dan staminanya, bapak dua anak ini berlatih dengan membiasakan naik sepeda kemanapun pergi. Jika sebelumnya Juni selalu naik motor dalam kesehariannya, setahun belakangan kebiasaan itu diubah.
Tak disangka, ada manfaat lain yang dirasakan Juni setelah mengubah kebiasaannya itu. Ia merasa sehat dan jarang sakit sejak rajin gowes.
"Saya kan semakin tua, ingin hidup sehat juga dengan cara berolahraga. Salah satunya dengan cara bersepeda," ungkapnya.
Setelah tabungannya terkumpul, Juni begitu gembira bisa membeli sepeda onthel seharga Rp 8 juta.
Begitu sepeda sudah di tangan, Juni juga langsung mendaftar ke komunitas sepeda Kosti (Komunitas Sepeda Tua Indonesia). "Dari sana banyak teman dan saudara baru buat saya. Saya pun termotivasi naik sepeda ke luar kota," terangnya.
Ia pun bersyukur dengan keberaniannya menaiki sepeda onthel sejauh 450 km demi menghadiri momen wisuda putri bungsunya. Bahkan banyak warga yang terenyuh dan mengagumi perjuangannya.
"Kalau yang lain kan naik sepeda motor wajar, naik mobil saya nggak punya. Nah, momentum kali ini saya ingin menunjukkan ke anak saya meski berat kalau kita telaten dan sabar pasti hasilnya nanti akan bagus. Anak saya dulu pernah minta keluar dari pondok, tapi saya larang. Untungnya nurut dan berhasil lulus sekarang," tutupnya. (dtc)