Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Tulungagung - Ketua Umum Bhayangkari Tri Suswati Karnavian meresmikan pemugaran makam Ketua Umum Bhayangkari pertama RA Titi Memet Tanuwidjaja di Tulungagung, Jawa Timur. Tri menyebut Titi sebagai sosok perempuan hebat.
"Beliau ini adalah sosok yang hebat, 66 tahun yang lalu sudah memikirkan organisasi istri anggota Polri dari seluruh Indonesia. Selain itu di luar organisasi, beliau juga merupakan wanita pertama yang mewakili Indonesia di Unicef PBB," kata Tri Suswati Karnavian, Senin (27/8/2018).
Dia berharap pemugaran makam yang ada di Dusun Ngadirogo, Desa Podorejo, Kecamatan Sumbergempol, Tulungagung itu membuat para anggota Bhayangkari di seluruh Indonesia tidak melupakan sejarah serta senantiasa menghargai jasa-jasa yang telah diberikan Titi. Sehingga B tetap eksis hingga saat ini.
Titi Memet Tanumidjaja merupakan tokoh penting di balik berdirinya organisasi Bhayangkari bersama dua rekannya yang lain, yakni istri Kapolri pertama HL Soekanto serta Ny Suwito.
Titi dinilai layak menjadi salah satu teladan anggota Bhayangkari karena selain menjadi pendamping anggota Polri, dia juga mampu berprestasi dan mengembangkan potensinya sehingga membanggakan Indonesia.
Menilik sejarah organisasi, Bhayangkari terbentuk pada tanggal 17 Agustus 1949, Titi Memet Tanumidjaja merupakan istri jenderal bintang dua yang ditunjuk istri Kapolri Pertama HL Soekanto untuk memimpin organisasi istri anggota Polri di seluruh Indonesia untuk pertama kalinya.
Titi menjabat sebagai ketua setelah melalui konferensi istri Polisi yang dihadiri oleh 27 perwakilan daerah. Titi menjadi ketua Bhayangkari pada periode 1952-1954.
"Tantangan pada saat awal didirikan adalah untuk membantu berjuang demi kemerdekaan, sekarang tentu dalam bentuk yang lain, yakni membantu dalam merengkuh kepercayaan publik terhadap institusi Polri," jelas Tri Suswati Karnavian.
Peran serta organisasi wanita ini dinilai penting untuk kepolisian terutama dengan melaksanakan program-program yang positif sehingga mampu membawa nama baik dan juga mampu meningkatkan kesejahteraan anggota Polri.
"Misalkan saat ini kami bersama-sama Bhayangkari seluruh Indonesia bersatu untuk membantu korban musibah di NTB, saat ini sudah terkumpul Rp 2,5 miliar untuk kami dibagikan 500 anggota Polri yang terkena musibah di NTB," ujar Tri.
Sementara itu salah satu keluarga Titi, Roy Sasongko, mengapresiasi pemugaran makam. Dia menilai kepolisian masih memberikan atensi yang cukup baik terhadap kiprah Titi.
"Kami berterima kasih sekali, bukan karena pemugarannya, tapi meskipun makamnya di daerah terpencil seperti ini masih diperhatikan. Sebetulnya anak dari Bu Titi akan hadir dalam peresmian ini, namun karena ada kepentingan lain dan pekerjaan, akhirnya mewakilkan kepada saya," kata Roy.
Lebih lanjut Roy menjelaskan, Titi merupakan wanita kelahiran Kecamatan Karangan Trenggalek pada 25 April 1920. Titi meninggal dunia pada 11 Agustus 1998.
"Beliau dimakamkan di Tulungagung atas permintaannya sendiri, kebetulan di sini juga makam keluarga, sedangkan untuk Pak Memet sendiri di makamkan di Kalibata," ujarnya. dtc