Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Banyuwangi - 7 Alat Early Warning System (EWS) yang dipasang di Kabupaten Banyuwangi, rusak. Rusaknya alat pendeteksi tsunami itu membuat BPBD Banyuwangi miris. Pasalnya, kerusakan itu selain sudah tua, juga karena ada beberapa komponen yang hilang.
Komponen penting yang hilang di antaranya yakni aki, sirine dan sensor pendeteksi. Hilangnya komponen itu lantaran ulah tangan jahil pencuri yang mengambil alat pendeteksi tsunami saat gempa lebih dari 5 SR.
"Kerusakan macam-macam. Selain karena sudah tua, alat itu rusak karena ulah tangan jahil manusia. Kerusakan kita temukan sejak tahun 2016 lalu. Sampai sekarang kita belum perbaiki," ujar Kepala Bidang Kedaruratan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Banyuwangi, Eka Muharram kepada detikcom, Rabu (29/8/2018).
Eka menambahkan, 7 tujuh alat pendeteksi tsunami tersebut merupakan bantuan dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) pada tahun 2013 lalu, yang dipasang di 7 pantai di wilayah Banyuwangi.
"Di antaranya Pantai Rajegwesi, Pantai Boom Banyuwangi, Pelabuhan Muncar, Pantai Gerajagan dan Pantai Pancer Banyuwangi," kata Eka Muharram.
Untuk perbaikan alat pendeteksi tsunami tersebut, kata Eka, membutuhkan anggaran puluhan juta rupiah. "Harganya kita belum tahu. Tapi jika ditaksir per alat membutuhkan sekitar Rp 10 jutaan. Alat ini penting untuk keselamatan nyawa orang banyak," tambahnya.
"Kita memang masih belum memiliki anggaran untuk pemeliharaan. Sehingga dari 7 EWS itu hampir semuanya rusak, dalam artian rusak itu masih bisa diperbaiki. Ini sudah kita coba usulkan untuk perbaikian EWS itu. Kemudian ada dua EWS yang merupakan bantuan pengadaan dari BMKG," ujar Eka Muharram.
Eka Muharram menambahkan, BPBD Banyuwangi saat ini masih mengupayakan untuk mengajukan anggaran baik ke pemerintah maupun ke BNPB.
"Sebab alat pendeteksi dini tsunami tersebut sangat penting fungsinya mengingat seluruh pantai di Banyuwangi rawan sekali bencana tsunami," tambah Eka.
Sedangkan 7 alat pendeteksi dini tsunami yang rusak tersebut saat ini masih terpasang di tempat semula dan dijaga aparat desa setempat. Sekedar diketahui, tahun 1994 silam gempa disusul tsunami pernah menerjang pesisir Selatan Banyuwangi. Akibat dari bencana itu, sekitar 200-an orang meninggal dunia dan ratusan bangunan rusak dtc