Login • Lupa Password | Daftar segera dan nikmati pemasangan iklan baris secara gratis! |
Medanbisnisdaily.com - Magetan - Usia Evan Wahyudianto sudah menginjak 9 tahun, namun bobotnya hanya 8 kg. Tak hanya itu, ia pun lumpuh dan tak mampu berbicara. Kuat dugaan jika ia mengalami kelainan sejak kecil.
Malangnya Evan atau biasa dipanggil Yudis itu tumbuh di tengah keluarga yang sangat sederhana. Sang ibu ditinggal ayah Evan saat usianya baru dua tahun.
"Suami pertama meninggal. Saya sempat janda sekitar empat tahun merawat Yudis sendiri. Ya terpaksa kerja serabutan," ungkap ibu Yudis, Indah kepada detikcom, Jumat (31/8/2018).
Ia bekerja kepada seorang juragan genteng dan membantu mencetak genteng. "Kadang kalau ada orang minta nyuci ya saya ambil saja," tambahnya.
Penghasilannya yang pas-pasan itu pun hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan harian Indah dan Yudis, terutama untuk makan. Seperti makan, Indah menjelaskan Yudis makan seperti anak seumurannya.
Diakui wanita berusia 27 tahun itu, Yudis paling suka makan nasi dengan sayur bening dan sayur asem.
"Kalau makan biasa, sukanya sayur bening dan asem. Kalau buah pepaya sukanya," ungkapnya.
Yudis juga hanya sesekali dibawa ke dokter, itupun jika sedang jatuh sakit saja. "Jarang ke dokter, cuma saat panas saya bawa ke RS Pangkalan Maospati (RS Lanud Iswahjudi). Panas dan sakit gigi waktu itu," katanya.
Pernah sekali Indah menanyakan tentang kondisi anaknya yang kurus kering padahal makan biasa. Menurut keterangan dokter, anaknya diduga mengalami kelainan pada tubuhnya, namun ia tak memahami dengan pasti apa jenis kelainan yang dimaksud.
Hingga akhirnya di tahun 2014, ada seorang pria yang mau menikahinya dan mengurangi bebannya. Pria ini tak lain ayah tiri Yudis, Imam (28). Imam disebut Indah ikhlas menerima kondisi Yudis.
"Alhamdulilah suami saya sabar dan sayang baik dengan saya dan anak tirinya meski ada kekurangan. Malah Yudis kalau sama ayahnya ini nurut, ndak rewel. Kalau sama saya kadang rewel," tuturnya.
Dari pernikahannya dengan Imam, pasangan ini juga telah dikaruniai satu anak laki-laki yang diberi nama Hamid Ahmad Saputra. Namun hal itu tak mengurangi kasih sayang Imam kepada Yudis.
"Ini ayahnya belum pulang dapat borongan jadi kuli bongkar muat genteng kirim Bojonegoro," akunya.
Imam sendiri bekerja sebagai kuli angkut genteng yang berpenghasilan Rp 45 ribu perhari, itupun tidak setiap hari mendapatkan permintaan mengangkut genteng. dtc